Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (19 Januari 2024); Rupiah Menguat

395

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 15 – 18 Januari 2024

Pada akhir hari Kamis, 18 Januari 2024

1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.615 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,69%.
3. DXY[1] menguat ke level 103,54.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 4,142%.

Keterangan:
1) Sebagai informasi, DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
2) Sedangkan UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 19 Januari 2024

1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.605 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,64%.

Lihat: Rupiah Berakhir Rebound ke Rp 15.607/USD

Aliran Modal Asing (Minggu III Januari 2024)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 18 Januari 2024 sebesar 74,28 bps, naik dibandingkan per 12 Januari 2024 sebesar 72,05 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 15 – 18 Januari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp7,66 triliun. Terdiri dari beli neto Rp5,52 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,65 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,50 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 18 Januari 2024, nonresiden beli neto Rp5,72 triliun di pasar SBN. Beli neto Rp9,83 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp13,67 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 15.605, dibandingkan penutupan kemarin Rp 15.615 per dollar AS. Kemudian bergerak terkoreksi ke Rp 15.642, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 15.607.

Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa turun tipis setelah naik terbatas di sesi global sebelumnya; Dalam rentang sempit di sekitar sebulan tertingginya oleh berkurangnya prospek penurunan suku bunga the Fed dalam waktu dekat.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini turun ke 103,37, dibandingkan level penutupan hari sebelumnya di 103,54.

Sementara itu pasar SBN dan saham masih diminati asing . Hal ini terlihat pada data setelmen s.d tgl 18 Januari 2024 investor asing beli neto Rp5,72 triliun di pasar SBN. Beli neto Rp 9,83 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 13,67 triliun di SRBI.

Sehingga potensi asing untuk membeli SBN masih akan terus berlangsung di tahun 2024.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting