Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (26 Januari 2024); Rupiah Rebound

370

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 22-26 Januari 2024

Pada akhir hari Kamis, 25 Januari 2024
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.820 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,63%.
3. DXY[1] menguat ke level 103,57.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 4,118%.

Keterangan:
1) Sebagai informasi, DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

2) Sedangkan UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 26 Januari 2024

1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.825 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun stabil di 6,63%.

Aliran Modal Asing (Minggu IV Januari 2024)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 25 Januari 2024 sebesar 74,11 bps, naik dibandingkan per 19 Januari 2024 sebesar 73,13 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 22 – 25 Januari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp3,20 triliun. Terdiri dari jual neto Rp3,31 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,52 triliun di pasar saham. Dan jual neto Rp0,41 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 25 Januari 2024, nonresiden beli neto Rp7,11 triliun di pasar SBN. Lalu beli neto Rp7,35 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp18,92 triliun di SRBI.

Lihat: Rupiah Jumat Ditutup Rebound

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah Rp 15.825, dibandingkan penutupan kemarin Rp 15.820 per dollar AS. Kemudian bergerak terkoreksi ke Rp 15.849, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 15.813.

Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa naik terbatas setelah menanjak; Rally bertahap oleh data pertumbuhan GDP AS yang melebihi estimasi serta terkoreksi euro karena ECB yang dovish.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini nak ke 103,52, dibandingkan level penutupan hari sebelumnya di 103,57.

Sementara itu pasar SBN dan saham masih diminati asing . Hal ini terlihat pada data setelmen s.d tgl 25 Januari 2024 investor asing beli neto Rp 7,11 triliun di pasar SBN. Beli neto Rp 7,35 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 18,92 triliun di SRBI.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting