Sentimen Eksternal Menekan Pasar Keuangan; Segera Rebound — Domestic Market Outlook, 29 Jan – 2 Feb 2024

409
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan kembali terkoreksi ke area oversold, dengan rupiah tergelincir ke 3 bulan terendahnya.
  • Capital outflow pada pekan lalu mencapai sekitar Rp3,2 triliun.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis inflasi IHK pada hari Kamis

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 29 January – 2 February 2024.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau melemah di minggu ketiganya, tergerus ke level 5,5 minggu terendahnya oleh profit taking dan sentimen negatif regional. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya mixed bias melemah oleh ketidakjelasan arah kebijakan the Fed. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 1,25%, atau 90,314 poin, ke level 7.137,088. Untuk minggu berikutnya (29 Januari – 2 Februari 2024), IHSG kemungkinan akan berupaya rebound karena sudah memasuki area oversold-nya, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.307 dan 7.401. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.103, dan bila tembus ke level 7.047.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu melemah di minggu keempatnya, ke sekitar 3 bulan terendahnya, di tengah bullish dollar dan capital outflow di pasar SBN sekitar Rp3,3 triliun, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir melemah 1,32% ke level Rp 15.813. Sementara, dollar global menguat ke sekitar 1,5 bulan tertingginya oleh data ekonomi AS yang solid. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan sempat reversal, atau kemungkinan rupiah berupaya rebound karena sudah tajam di oversold-nya, dalam range antara resistance di level Rp15.848 dan Rp15.967, sementara support di level Rp15.630 dan Rp15.537.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau turun perlahan secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik tipis yield obligasi dan berakhir ke 6,643% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury tampak agak flat setelah menanjak.

===

Bank Indonesia melaporkan bahwa likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Desember 2023 tumbuh meningkat.  Posisi M2 pada Desember 2023 tercatat sebesar Rp8.824,7 triliun atau tumbuh 3,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 3,3% (yoy).

Berdasarkan data transaksi 22 – 25 Januari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp3,20 triliun terdiri dari jual neto Rp3,31 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,52 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,41 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

===

 

Sejak akhir tahun lalu, dan bertambah lagi di awal tahun ini, terjadi peningkatan ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah. Nampaknya tensi geopolitik ini belum akan mereda dalam waktu dekat. Di sisi ekonomi, arah pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve terus dicermati dengan ketat dan dinamis. Pasar pun naik turun karena isyu-isyu tersebut. Jadi dapat disimpulkan sentimen penggerak pasar tidak selalu bullish ataupun bearish, akan ada masanya berubah. Demikian juga pergerakan harga pasar tidak selalu meningkat, akan ada masanya menurun. Kapan naik dan kapan turun inilah yang perlu dicermati dengan mengikuti perkembangan sentimen pasar.

Karena itu ikuti perkembangan sentimen, data ekonomi, harga dan faktor penggerak lainnya di vibiznews.com, website investasi yang menyajikan sumber dan informasi yang akan menemani Anda pembaca setia Vibiznews. Sukses bersama Anda sepanjang minggu ini. Selamat berkarya!

 

 Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting