(Vibiznews – Commodity) Harga kedelai berjangka pada hari Senin bergerak turun terpicu prospek peningkatan produksi Argentina dan AS.
Harga kedelai berjangka CBOT bergerak turun 0,81% pada $11.9950 per bushel.
Panen kedelai Argentina meningkat berkat curah hujan baru-baru ini, sehingga meningkatkan prospek bagi raksasa pertanian Amerika Selatan tersebut. Bursa Biji-bijian Buenos Aires kini memperkirakan akan ada 52,5 juta ton kedelai, melebihi perkiraan sebelumnya. Peningkatan kelembaban tanah dianggap sebagai penyebab peningkatan tersebut. Hal ini menandai perubahan yang menjanjikan setelah tiga tahun kekeringan, dimana para petani kedelai memperkirakan hasil panen akan meningkat lima kali lipat dibandingkan tahun lalu. Namun, hujan sangat penting dalam beberapa minggu mendatang untuk menjamin proyeksi optimis ini.
Sebagai pemasok utama kedelai olahan dan pengekspor jagung dan gandum dalam jumlah besar, Argentina dapat memperoleh manfaat ekonomi dari peningkatan hasil panen ini. Rosario Grains Exchange mencatat dampak positif hujan baru-baru ini dalam membalikkan dampak kekeringan selama tiga tahun, khususnya bagi petani kedelai. Namun, beberapa wilayah masih memerlukan lebih banyak hujan untuk mempertahankan proyeksi optimis ini, terutama dengan suhu tinggi yang akan segera terjadi.
Para petani dalam survei Farm Futures memperkirakan akan menanam 85,0 juta hektar kedelai pada musim semi ini, naik 1,4 juta hektar, atau 1,6%, dari tahun lalu. Jika hal ini terealisasi, maka ini akan menjadi tanaman kedelai terbesar kelima yang ditanam di AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kedelai akan mencermati perkembangan produksi dan pasokan global, jika terus meningkat, akan menekan harga kedelai. Harga kedelai diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $11.94-$11.89. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $12.09-$12.18.



