(Vibiznews – Commodity) Harga jagung di Chicago Board of Trade (CBOT) berakhir naik pada hari Selasa terpicu aksi bargain hunting meanfaatkan harga jagung yang sedang murah.
Harga jagung berjangka kontrak bulan Maret 2024 berakhir naik 1,70% pada $4.4775 per bushel.
Untuk bulan ini, harga jagung telah turun 5% dengan meningkatnya kepercayaan investor terhadap peningkatan tanaman di Argentina dan Brasil ditambah dengan melimpahnya pasokan dari AS setelah panen raya pada tahun 2023.
Sementar itu, laporan Inspeksi Ekspor mingguan mengkonfirmasi 901,958 MT (35.5 mbu) jagung telah dikirim selama minggu yang berakhir 25/1. Jumlah tersebut naik 21% pada minggu ini dan 66% di atas minggu yang sama tahun lalu. USDA memiliki total akumulasi ekspor sebesar 15,64 MMT (615 mbu) hingga 25 Januari, 30% lebih tinggi dari laju tahun lalu.
Panen jagung pertama di Brasil mencapai tingkat penyelesaian 15,3%, dibandingkan dengan 12% tahun lalu dan rata-rata 10,2%, demikian laporan dari Safras dan Mercado. Penanaman tanaman kedua telah mencapai 3,97m HA per Safras. AgRural memperkirakan sudah 11% selesai.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga jagung akan dibayangi sentimen bearish peningkatan produksi dan pasokan di AS dan Amerika Selatan. Harga jagung diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $4.40-$4.32. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $4.52-$4.56.