(Vibiznews – Commodity) Harga kedelai di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) ditutup melonjak pada hari Selasa terdukung aksi beli murah harga kedelai.
Harga kedelai berjangka kontrak bulan Maret 2024 ditutup melonjak 2,18% pada $12.2025 per bushel.
Untuk bulan ini, harga kedelai berjangka turun 6,1%, mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap pengembangan tanaman di Argentina dan Brasil ditambah dengan melimpahnya pasokan dari AS setelah panen raya pada tahun 2023.
Penurunan harga kedelai juga diperkirakan karena permintaan yang lambat akan terus membebani pasar biji-bijian, dengan kurangnya minat terhadap kedelai AS dari Tiongkok.
Sementara itu, data Inspeksi Ekspor mingguan USDA menunjukkan 889,717 MT (32.7 mbu) kedelai dikirim selama minggu yang berakhir 25/1. Jumlah tersebut turun 54% dibandingkan minggu yang sama tahun lalu. Total MY mencapai 27.666 MMT (1.016 bbu), yang juga tertinggal 22% dari laju tahun lalu. Sumber komersial menunjukkan Tiongkok telah menunda pengiriman 3 hingga 5 kargo hingga bulan Maret karena biaya pengiriman yang lebih tinggi dari perkiraan.
Laporan perdagangan menyebutkan produsen unggas di Pantai Timur mengimpor biji kedelai Brazil ke AS untuk dihancurkan.
Safras dan Mercado melaporkan panen kedelai Brasil mencapai 9%, dibandingkan 4,4% pada saat ini pada tahun lalu. AgRural memiliki waktu yang sedikit berbeda dan menunjukkan 11% panen vs 5% tahun lalu saat ini.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kedelai akan dibayangi sentimen peningkatan pasokan dan lambatnya permintaan. Harga kedelai diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $11.98-$11.76. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $12.32-$12.43.