Rekomendasi Forex GBP/USD Mingguan 2 – 5 Februari 2024: Turun Setelah Keluarnya Data NFP AS

202
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Forex) GBP/USD mengalami tekanan jual dan turun ke bawah 1.2650 di 1.2627, pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat minggu lalu setelah keluarnya data employment AS, Nonfarm Payrolls (NFP), yang kuat.

Laporan pekerjaan AS bulan Januari yang mengesankan memberikan dorongan naik yang kuat terhadap dolar AS sehingga menekan turun pasangan matauang GBP/USD.

Turunnya pasangan matauang GBP/USD disebabkan oleh karena rebound-nya dolar AS dengan kuat setelah rilis data NFP AS bulan Januari. Indeks dolar AS naik 0.93% ke 103.825.

Bureau of Labor Statistics (BLS) AS melaporkan data NFP AS untuk bulan Januari yang kuat dimana AS berhasil menciptakan 353.000 pekerjaan baru dibandingkan dengan yang diperkirakan oleh konsensus pasar sebanyak hanya 180.000. Angka bulan Februari ini juga lebih tinggi daripada angka bulan Desember sebanyak 216.000.

Tingkat pengangguran tetap tidak berubah di 3.7%, sementara investor memperkirakan sedikit kenaikan menjadi 3.8%. Sementara itu, outlook inflasi tetap tinggi dengan Average Hourly Earnings bertumbuh dengan kecepatan yang lebih kuat daripada yang diperkirakan oleh partisipan pasar.

Monthly Average Hourly Earnings bulan Januari naik sebanyak 0.6% sementara pada bulan Desember hanya sedikit sekali naiknya di 0.4%. Para investor memproyeksikan penurunan dalam pertumbuhan sebanyak 0.3%. Pertumbuhan upah tahunan naik ke 4.5% dibandingkan dengan yang diperkirakan sebesar 4.1% dan dari angka sebelumnya di 4.4%.

Data pasar tenaga kerja AS yang bagus ini diperkirakan akan membuat para pembuat kebijakan di Federal Reserve AS (the Fed) cenderung untuk tetap mempertahankan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Di dalam pernyataan kebijakan moneternya, ketua the Fed Jerome Powell dengan jelas mengatakan bahwa para pembuat kebijakan memerlukan keyakinan yang lebih besar mengenai inflasi kembali ke target 2% secara berkelanjutan.

Sementara yield obligasi treasury AS naik ke atas 4% setelah keluarnya laporan employment AS yang kuat yang juga membebani pasangan matauang EUR/USD. Di tambah lagi dengan usaha diplomatik untuk mencapai gencatan senjata di daerah kantong Palestina mengalami kemajuan yang bersamaan dengan naiknya yield obligasi treasury AS menjadi badai bagi pasangan matauang GBP/USD.

GBP/USD sempat berhasil mengumpulkan momentum bullish-nya dan ditutup diteritori positip pada hari Kamis minggu lalu setelah turun ke bawah 1.2650 sebagai reaksi awal dari pengumuman kebijakan moneter Bank of England (BoE).

Pasangan matauang ini berhasil mempertahankan pijakannya pada jam perdagangan sesi Eropa hari Jumat minggu lalu dan diperdagangkan naik sedikit pada hari itu di atas 1.2750 sebelum keluarnya data NFP AS.

BoE mempertahankan tingkat bunganya di 5.25% sebagaimana dengan yang diperkirakan. BoE mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa pengetatan lebih lanjut di dalam kebijakan moneter akan diperlukan apabila ada bukti tekanan inflasi yang persisten lebih banyak lagi. Namun mereka memerlukan bukti lebih banyak yang menunjukkan inflasi akan turun ke target 2% dan akan tetap berada disana sebelum menurunkan tingkat bunga.

Di dalam konferensi pers setelah pertemuan, Gubernur BoE Andrew Bailey tidak memberikan petunjuk mengenai waktu berbaliknya kebijakan moneter BoE. GBP berada dalam tekanan jual namun melemahnya dolar AS secara luas sebelum keluarnya data NFP AS, membantu GBP/USD berbalik arah pada jam perdagangan sesi AS.

Pada minggu ini hanya sedikit data ekonomi yang akan keluar. Data ekonomi utama yang akan dirilis pada minggu ini adalah Purchasing Manager Index (PMI) jasa dari ISM pada hari Senin dan Jobless Claims mingguan pada hari Kamis.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.2620 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2551  dan kemudian 1.2501. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2780 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2820 dan kemudian 1.2860.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting.

Editor: Asido.