Pasar Hampir Flat; Libur Panjang dan Pemilu – Domestic Market Outlook, 11-16 February 2024

437
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan di minggu lewat ini berakhir hampir flat sebelum libur panjang dan pemilu.
  • Ekonomi Indonesia pada 2023 dirilis bertumbuh 5,05%. BI prakirakan untuk 2024 PDB akan bertumbuh dalam kisaran 4,7-5,5%.
  • Posisi cadangan devisa Januari 2024 tetap tinggi sebesar 145,1 miliar dolar AS, namun menurun dari bulan sebelumnya untuk pembayaran ULN.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis keyakinan konsumen pada hari Selasa, neraca perdagangan pada Kamis, dan penjualan ritel pada Jumat mendatang.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 11-16 February 2024.

===

Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau berakhir flat dengan terkoreksi tipis setelah sempat bertengger ke level sebulan tertingginya, ditahan profit taking investor sebelum libur panjang. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya bias menguat di tengah sebagian bursa tutup karena libur Imlek. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 0,05%, atau 3,633 poin, ke level 7.238,785. Untuk minggu berikutnya (11-16 Februari 2024), dengan dipotong libur Pemilu pada Rabu, IHSG kemungkinan akan kembali bias positif di tengah suasana Pemilu yang diharapkan kondusif, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.307 dan 7.401. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.103, dan bila tembus ke level 7.047.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu menguat terbatas di minggu keduanya ke level 2 minggu tertingginya, sekalipun terdapat capital outflow di pasar SBN sekitar Rp2,8 triliun, di tengah dollar global yang rally perlahan, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat tipis 0,02% atau 3 poin ke level Rp 15.639. Sementara, dollar global terakhirnya bertahan di sekitar 11 minggu tertingginya oleh the Fed yang masih hawkish. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan rebound, atau kemungkinan rupiah sempat balik terkoreksi lalu bertahan, dalam range antara resistance di level Rp15.758 dan Rp15.848, sementara support di level Rp15.607 dan Rp15.537.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau turun secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik yield obligasi dan berakhir ke 6,619% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury tampak menanjak secara mingguannya.

===

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah perlambatan ekonomi global. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2023 tumbuh sebesar 5,04% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 4,94% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun 2023 tercatat tumbuh kuat sebesar 5,05% (yoy).

Pada 2024, pertumbuhan ekonomi diprakirakan Bank Indonesia meningkat dalam kisaran 4,7-5,5% didukung oleh permintaan domestik utamanya berlanjutnya pertumbuhan konsumsi, termasuk dampak positif penyelenggaraan pemilu, serta peningkatan investasi khususnya bangunan sejalan dengan berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 tetap tinggi sebesar 145,1 miliar dolar AS, meski menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2023 sebesar 146,4 miliar dolar AS. Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi jatuh tempo pembayaran utang luar negeri pemerintah. 

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Berdasarkan data transaksi 5 – 6 Februari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp3,01 triliun terdiri dari jual neto Rp2,79 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,27 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,49 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

===

Banyak isyu ekonomi dan non ekonomi yang mewarnai pergerakan pasar dewasa ini. Termasuk di antaranya prakiraan kapan dimulainya penurunan suku bunga the Fed yang akan diikuti bank sentral global di tahun ini, sampai ke Indonesia; ataupun juga perkembangan dinamika pemilu dalam negeri, serta tensi geopolitik kawasan Timur Tengah. Kebijakan apa yang mungkin akan diambil bisa menjadi suatu permainan spekulasi pasar yang membuat harga instrumen investasi bergejolak, dan di sisi lain menimbulkan kebingungan bagi banyak pelaku investasi awam.

Apakah Anda termasuk yang ikut bingung dengan apa yang terjadi di pasar? Supaya menjadi lebih jelas disarankan simak saja terus di vibiznews.com. Kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews! 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting