Rekomendasi Mingguan Harga Jagung 12-16 Februari 2024 : Memperoleh Sentimen Positif, Namun Dibayangi Sentimen Bearish Cuaca Hujan

444
jagung, corn

(Vibiznews – Commodity) Harga jagung berjangka di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) pada minggu lalu merosot terpicu peningkatan produksi dan pasokan.

Harga jagung berjangka pada hari Selasa minggu lalu berakhir turun terpicu peningkatan produksi tanaman.

Laporan dari AgRural Brazil menyatakan penanaman jagung sebesar 27% selesai pada 1 Februari. Angka tersebut naik dari 11% pada minggu sebelumnya dan satu minggu lebih maju dibandingkan tahun lalu.

Kemudian berlanjut pada hari Rabu hingga Jumat di akhir pekan, harga jagung terus merosot terpicu perkiraan cuaca hujan di Argentina yang dapat mendukung peningkatan produksi tanaman jagung.

Membaiknya cuaca untuk tanaman biji-bijian di Argentina setelah musim panas dan kering telah membebani harga biji-bijian minggu ini.

Bursa Biji-bijian Buenos Aires pada hari Rabu menyatakan lahan pertanian utama Argentina akan menerima curah hujan yang signifikan selama beberapa hari ke depan, yang akan meningkatkan hasil panen jagung di negara tersebut.

Demikian juga pada hari Jumat, dengan perkiraan curah hujan di Brazil dan Argentina, setelah gelombang panas dalam seminggu terakhir, memberikan tekanan harga pada tanaman jagung.

Harga jagung pada minggu lalu berakhir turun 3,14% pada $4.2900 per bushel.

Penurunan minggu ini bagi harga jagung merupakan penurunan untuk kedelapan kalinya dalam sembilan minggu.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk minggu ini, harga jagung akan mendapat dukungan dengan perkiraan penurunan produksi dan pasokan jagung, serta pelemahan dolar AS. Namun perlu dicermati perkembangan cuaca di Argentina dan Brazil, jika terjadi curah hujan lebat, akan meningkatkan produksi tanaman jagung dan menekan harga jagung.

Data World Agricultural Supply and Demand Estimates (WASDE) menunjukkan pasokan jagung AS berkurang 10 mbu menjadi 2.172 bbu, berasal dari Food, Seed and Industrial (FSI), tetapi bukan etanol.

Sementara itu, pembaruan global dari World Agricultural Outlook Board (WAOB) menyatakan produksi jagung dunia turun 3,16 MMT melalui pemotongan 3 MMT ke Brazil, kini menjadi 124. Perdagangan memperkirakan penurunan 2,2 MMT ke Brazil, meskipun Companhia Nacional de Abastecimento (CONAB) menurunkan estimasi mereka menjadi 113,7 MMT. Sebagian besar berasal dari panen kedua mereka, yang dipotong melalui areal. WAOB mengurangi produksi pasokan yang lebih rendah, yaitu 3,16 MMT lebih ketat menjadi 322 MMT. Perkiraan rata-rata perdagangan adalah menghasilkan 324,6 MMT jagung.

Sedangkan untuk pergerakan dolar AS, jika data Inflasi AS yang dirilis hari Selasa ini terealisir turun, akan menekan dolar AS.

Dengan sentimen perkiraan penurunan produksi dan pelemahan dolar AS dapat memberikan sentimen positif bagi terealisir menurun, dan dolar AS melemah, akan menguatkan harga jagung. Namun perlu dicermati kondisi cuaca di Argentina dan Brazil, jika terealisir hujan, akan menakan harga jagung. Harga jagung diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $4.26-$4.23. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $4.35-$4.40.