Paska Pilpres Pasar Keuangan Positif, Berikutnya: BI Rate — Domestic Market Outlook, 19-23 February 2024

316
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan di minggu lewat ini serempak menguat terutama paska libur pilpres.
  • Neraca perdagangan Indonesia Januari 2024 kembali dilaporkan BPS surplus, melanjutkan tren positif selama 45 bulan sejak Mei 2020.
  • Sementara itu, kinerja penjualan eceran pada Januari diprakirakan juga meningkat.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis BI Rate pada hari Rabu yang diperkirakan bertahan di level 6,0%, serta neraca berjalan pada Kamis nanti.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 19-23 February 2024.

===

Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau berakhir menguat ke level sekitar 5,5 minggu tertingginya, melejit setelah pilpres. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya bias menguat dengan Nikkei mencetak rekor baru di 34 tahun tertingginya oleh ekspektasi kebijakan moneter sangat longgar BOJ. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 1,34%, atau 97,160 poin, ke level 7.335,545. Untuk minggu berikutnya (19-23 Februari 2024), IHSG kemungkinan kembali bias positif walau akan sempat ditahan profit taking di overbought area-nya, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.370 dan 7.401. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.181, dan bila tembus ke level 7.103.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu menguat terbatas di minggu ketiganya, sempat di sekitar level 4,5 minggu tertingginya, sekalipun terdapat capital outflow yang terbatas di pasar SBN sekitar Rp1 triliun, di tengah dollar global yang meneruskan rally secara perlahan, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat terbatas 0,06% atau 10 poin ke level Rp 15.629. Sementara, dollar global berada di bawah level 3 bulan tertingginya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan konsolidatif dengan uptrend, atau kemungkinan rupiah dalam bias koreksi bertahap, dalam range antara resistance di level Rp15.758 dan Rp15.848, sementara support di level Rp15.547 dan Rp15.504.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau stabil secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik tipis yield obligasi dan berakhir ke 6,621% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury tampak menanjak di pekan keduanya.

===

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada Januari 2024 sebesar 2,02 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Desember 2023 sebesar 3,29 miliar dolar AS. Surplus ini melanjutkan tren positif selama 45 bulan secara beruntun sejak Mei 2020.

Kinerja penjualan eceran pada Januari 2024 diprakirakan meningkat, demikian laporan Bank Indonesia. Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2024 yang secara tahunan tumbuh 3,7% (yoy) mencapai 216,0.

Berdasarkan data transaksi 12 – 15 Februari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp4,07 triliun terdiri dari jual neto Rp0,98 triliun di pasar SBN, beli neto Rp6,03 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,98 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

===

Pasar investasi nampaknya masih akan terus bergejolak. Adanya prospek tren bank sentral global yang akan memulai penurunan suku bunga tahun ini, tantangan terhadap pemulihan ekonomi dunia, serta tensi geopolitik yang memanas, menimbulkan harga yang volatile untuk sejumlah pilihan investasi, serta tentunya koreksi di sana-sini.  Gejolak pasar bisa berbentuk volatilitas yang tinggi pada satu periode, dapat juga berupa gelombang naik turun dalam irama yang diwarnai dengan ketidakpastian di periode waktu yang lainnya.

Memang demikian situasi dan kondisi pasar. Untuk ambil keuntungan terhadap pasarnya, nampaknya, kitalah yang harus menambahkan pengetahuan dan keahlian (skill) dalam berinvestasi. Bagaimanapun, tidak ada salahnya seseorang untuk menambah pengetahuan dan skill. Itu suatu bentuk investasi tersendiri juga. Untuk itu, Anda dapat belajar bersama vibiznews.com. Terimakasih bagi Anda yang telah tetap bersama dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting