Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (23 Februari 2024); Rupiah Melemah

576

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 19 – 23 Februari 2024

Pada akhir hari Kamis, 22 Februari 2024

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.585 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,57%.
  3. DXY[1] melemah ke level 103,96.
  4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 4,320%.

Keterangan:
1) Sebagai informasi, DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

2) Sedangkan UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 23 Februari 2024

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.595 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun turun di 6,54%.

Aliran Modal Asing (Minggu IV Februari 2024)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 22 Februari 2024 sebesar 67,59 bps, turun dibandingkan 16 Februari 2024 sebesar 69,57 bps.
  2. Berdasarkan data transaksi 19 – 22 Februari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp1,01 triliun. Terdiri dari jual neto Rp0,19 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,08 triliun di pasar saham. Dan jual neto Rp0,88 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 22 Februari 2024, nonresiden jual neto Rp5,87 triliun di pasar SBN. Beli neto Rp23,26 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp25,30 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 15.584 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp15.614, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 15.610.

Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa naik terbatas setelah melemah perlahan 3 hari. Hal ini terjadi dalam rentang sempit di antara investor yang terus mencari arah untuk estimasi waktu penurunan suku bunga the Fed.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini naik tipis ke 103,97. Ini dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 103,94.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting