(Vibiznews – Commodity) Harga kakao berjangka di bursa komoditi berjangka New York berakhir meningkat tajam terpicu defisit kakao global yang semakin meningkat.
Harga kakao berjangka kontrak bulan Mei 2024 berakhir melonjak 4,6% pada 6.327.
Organisasi Kakao Internasional (ICCO) memproyeksikan bahwa defisit kakao global pada tahun 2023/24 akan melebar menjadi -374,000 MT dari -74,000 MT pada tahun 2022/23. ICCO juga memproyeksikan produksi kakao global pada tahun 2023/24 akan turun sebesar -11% y/y menjadi 4,45 MMT, dan penggilingan kakao global akan turun hampir -5%, yang akan mendorong rasio stock-to-grindings pada tahun 2023/24 menjadi terendah dalam lebih dari 40 tahun.
Produksi kakao yang lebih rendah di Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia, merupakan faktor kenaikan utama harga kakao. Data pemerintah hari Senin menunjukkan petani Pantai Gading mengirimkan 1,16 MMT kakao ke pelabuhan mulai 1 Oktober hingga 25 Februari, turun -32% dibandingkan waktu yang sama tahun lalu.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kakao akan dibayangi sentimen bullish defisit kakao global. Harga kakao diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Resistance 6.426-6.524. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 6.161-5.994.



