(Vibiznews – Commodity) Harga kakao berjangka di New York pada hari Selasa berakhir turun terpicu profit taking.
Harga kakao berjangka kontrak bulan Mei 2024 berakhir melemah 1,69% pada $9.949 per ton.
Harga kakao berjangka mencatat rekor tertinggi baru sepanjang masa pada hari Selasa di tengah berlanjutnya kekhawatiran mengenai berkurangnya pasokan kakao global.
Kekhawatiran mengenai masa panen pertengahan di Afrika Barat, yang merupakan masa panen lebih kecil dari dua kali panen tahunan, juga menyebabkan terbatasnya pasokan kakao. Proyeksi panen menengah Ghana, yang dimulai pada bulan Juli, telah dipotong menjadi 25.000 MT dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 150.000 MT. Selain itu, regulator kakao Pantai Gading mengatakan pada tanggal 7 Maret bahwa mereka memperkirakan hasil panen menengah Pantai Gading, yang secara resmi dimulai pada bulan April, akan turun -33% menjadi 400.000 MT dari 600.000 MT tahun lalu. Selain itu, proyeksi hasil panen menengah Nigeria telah dikurangi menjadi 76.500 MT dari perkiraan sebelumnya sebesar 90.000 MT.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kakao masih akan didukung sentimen bullish penurunan pasokan kakao di Afrika Barat. Harga kakao diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $10.246-$10.543. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support $9.730-$9.511.



