Uang Beredar Tumbuh Lebih Tinggi Pada Maret 2024

286
Likuiditas Perbankan yang Mengetat Belum Berakhir
Sumber: Bank Indonesia

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Perekonomian Indonesia tetap tumbuh stabil hal ini dapat dilihat dari likuiditas perekonomian yang baik atau uang beredar Maret 2024.
Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2024 tumbuh lebih tinggi.

Posisi M2 pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp8.888,4 triliun atau tumbuh sebesar 7,2% (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 5,3% (yoy).

Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,9% (yoy) dan uang kuasi sebesar 6,2% (yoy).

Faktor-faktor yang memengaruhi uang beredar

Berdasarkan faktor yang memengaruhinya, perkembangan M2 pada Maret 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat.

Penyaluran kredit[1] pada Maret 2024 tumbuh sebesar 11,08% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,0% (yoy).

[1] Kredit yang diberikan hanya dalam bentuk Pinjaman (Loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (Debt Securities), tagihan akseptasi (Banker’s Acceptances), dan Tagihan Repo.

Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor Bank Umum yang berkedudukan di Luar Negeri, dan kredit yang disalurkan kepada Pemerintah Pusat dan Bukan Penduduk.

Tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh sebesar 18,0% (yoy), setelah terkontraksi sebesar 1,0% (yoy) pada Februari 2024.

Sementara itu, aktiva luar negeri bersih terkontraksi sebesar 1,1% (yoy), setelah tumbuh sebesar 2,3% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Perkembangan DPK pada Maret 2024 tercatat Rp 8.333,0 triliun atau tumbuh sebesar 7,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 5,4% (yoy) (Tabel 3).

Sumber: Bank Indonesia

Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK Korporasi (12,5%,yoy) dan Perorangan (3,3%, yoy)(Tabel 4).

Sumber: Bank Indonesia

Pada Maret 2024, giro tumbuh 8,6%(yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 6,4% (yoy). Di sisi lain, tabungan tumbuh sebesar 5,8 % (yoy), setelah tumbuh 4,3% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, simpanan berjangka tumbuh 7,8% (yoy), setelah pada Februari 2024 tumbuh 5,5% (yoy).

Perkembangan Kredit

Kredit yang disalurkan oleh perbankan tumbuh lebih tinggi pada Maret 2024. Penyaluran kredit pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp 7.187,6 Triliun, atau tumbuh 11,8% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya, tumbuh sebesar 11,0% (yoy).

Perkembangan tersebut khususnya didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit pada debitur korporasi (15,7%, yoy) dan kredit lainnya (25,3%, yoy) (Tabel 5)

Sumber: Bank Indonesia

Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan penyaluran kredit pada Maret 2024, disebabkan oleh perkembangan Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi dan Kredit Konsumsi (Grafik 4)

Sumber: Bank Indonesia

Kredit Modal Kerja (KMK) pada Maret 2024 tumbuh 11,8% (yoy), setelah tumbuh sebesar 11,9% (yoy).

Perkembangan KMK bersumber dari sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan serta Sektor Pertambangan dan Penggalian. (Tabel 6).

Sumber: Bank Indonesia

Kredit Investasi (KI) pada Maret 2024 tumbuh 14,30% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,3% (yoy). Terutama bersumber dari Sektor Industri Pengolahan, serta sektor Pengangkutan dan Komunikasi.
Kredit Konsumsi (KK) tumbuh 10,0% (yoy) pada Maret 2024, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Februari 2024 sebesar 9,4%.

Terutama didorong oleh perkembangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Multi Guna.

Analis Vibiz Research Center melihat bahwa uang beredar tetap tumbuh positif pada Triwulan I 2024.
Terlihat dari pertumbuhan DPK yang relatif lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya dan pertumbuhan kredit yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia, pada triwulan I 2024, kredit tumbuh tinggi sebesar 12,40% (yoy) didorong oleh pertumbuhan kredit pada hampir seluruh sektor ekonomi.
Dari sisi penawaran, tingginya pertumbuhan kredit ditopang terjaganya appetite perbankan yang didukung oleh permodalan yang tinggi dan likuiditas yang memadai.

Ketersediaan likuiditas perbankan tecermin pada tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 27,18% yang didukung oleh KLM Bank Indonesia.

Sementara dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diprakirakan terus meningkat pasca Pemilu serta kinerja rumah tangga yang terjaga.

Belinda Kosasih/ VBN/ Managing Partner Vibiz Consulting