Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (3 Mei 2024): Rupiah Menguat Tajam

442

(Vibiznews – Economy & Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 29 April – 3 Mei 2024

Pada akhir hari Kamis, 2 Mei 2024

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.180 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 7,17%.
  3. DXY[1] melemah ke level 105,30.
  4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 4,581%.

Keterangan:
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 3 Mei 2024

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.160 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun turun ke 7,10%.

Aliran Modal Asing (Minggu I Mei 2024)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 2 Mei 2024 sebesar 73,30 bps, turun dibandingkan 26 April 2024 sebesar 76,85 bps.
  2. Berdasarkan data transaksi 29 April – 2 Mei 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp3,06 triliun. Terdiri dari beli neto Rp3,75 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,27 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,58 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 2 Mei 2024, nonresiden jual neto Rp53,76 triliun di pasar SBN. Beli neto Rp6,11 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp13,87 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 16.104 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.109, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 16.050.

Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa lanjut turun setelah tergerus 2 hari. Dollar AS terkoreksi ke sekitar 3 minggu terendahnya oleh penguatan yen akibat intervensi BOJ serta menantikan data NFP yang dirilis malam ini.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini turun ke 105,17. Ini dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 105,30.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting