Harga Kakao Rabu Berakhir Melonjak Tertinggi 3 Minggu Terdukung Rendahnya Curah Hujan di Afrika Barat

559
kakao, cocoa

(Vibiznews – Commodity) Harga kakao berjangka di bursa komoditi berjangka New York pada hari Rabu berakhir menguat tajam dengan mencatat rekor tertinggi dalam 3 minggu terpicu kurangnya curah hujan di Afrika Barat.

Harga kakao berjangka kontrak bulan Juli 2024 berakhir melonjak 6,03% pada $9.309 per ton.

Akibat kurangnya curah hujan di Afrika Barat menghambat produksi kakao di wilayah tersebut, sehingga meningkatkan harga.

Produksi kakao yang lebih rendah di Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia, merupakan faktor kenaikan utama harga kakao. Data pemerintah pada hari Senin menunjukkan bahwa petani Pantai Gading mengirimkan 1,46 MMT kakao ke pelabuhan mulai 1 Oktober hingga 26 Mei, turun 30% dibandingkan waktu yang sama tahun lalu. Trader Ecom Agroindustrial memproyeksikan produksi kakao Pantai Gading pada tahun 2023/24, yang berakhir pada bulan September, akan turun -21,5% y/y ke level terendah dalam 8 tahun sebesar 1,75 MMT.

Sementara itu berkurangnya persediaan juga menguatkan harga kakao, dimana persediaan kakao yang disimpan di pelabuhan AS yang dipantau oleh ICE turun ke level terendah dalam 3 tahun yaitu 3.667.530 kantong pada hari Rabu.

Sejak mencapai titik terendah dalam 2-3/4 bulan pada hari Senin lalu, harga kakao telah meningkat tajam setelah Laporan Hightower memperingatkan bahwa kurangnya pupuk dan pestisida yang dimiliki petani kakao di Afrika Barat akan mengganggu produksi kakao selama musim 2024/25.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kakao akan mencermati cuaca hujan di Afrika Barat, jika curah hujan masih berkurang, akan menghambat produksi kakao dan meningkatkan harga kakao. Harga kakao diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $9.616-$9.923. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support $8.846-$8.383.