(Vibiznews – Commodity) Harga kakao berjangka di bursa komoditi berjangka New York pada hari Senin ditutup merosot tertekan penguatan dolar AS.
Harga kakao berjangka kontrak bulan Juli 2024 ditutup merosot 2,48% pada $9.687 per ton.
Kenaikan indeks dolar (DXY00) pada hari Senin ke level tertinggi 3-1/2 minggu menekan sebagian besar harga komoditas, termasuk kakao.
Jumat lalu, harga kakao naik ke level tertinggi dalam 5 minggu di tengah kekhawatiran bahwa pembatasan penjualan kakao pertengahan musim di Pantai Gading akan semakin memperketat pasokan.
Produksi kakao yang lebih rendah di Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia, merupakan faktor kenaikan harga. Data pemerintah pada hari Senin menunjukkan bahwa petani Pantai Gading mengirimkan 1,53 MMT kakao ke pelabuhan mulai 1 Oktober hingga 9 Juni, turun 29% dibandingkan waktu yang sama tahun lalu. Trader Ecom Agroindustrial memproyeksikan produksi kakao Pantai Gading pada tahun 2023/24, yang berakhir pada bulan September, akan turun -21,5% y/y ke level terendah dalam 8 tahun sebesar 1,75 MMT.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kakao akan mencermati perkembangan pasokan, yang jika masih turun, akan menguatkan harga kakao. Harga kakao diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $10.013-$10.339. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support $9.386-$9.085.