Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (14 Juni 2024); Rupiah Melemah

415

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 10-14 Juni 2024

Pada akhir hari Kamis, 13 Juni 2024
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.265 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,98%.
3. DXY[1] menguat ke level 105,20.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 4,244%.

Keterangan:
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 14 Juni 2024
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.285 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,93%.

Aliran Modal Asing (Minggu II Juni 2024)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 13 Juni 2024 sebesar 70,95 bps, relatif stabil dengan dibandingkan 7 Juni 2024 sebesar 70,14 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 10 – 13 Jun 2024, nonresiden tercatat beli neto Rp8,91 triliun. Terdiri dari jual neto Rp0,75 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,76 triliun di saham, dan beli neto Rp8,90 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 13 Juni 2024, nonresiden tercatat jual neto Rp35,09 triliun di pasar SBN. Juga jual neto Rp10,40 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp108,90 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan
Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.293 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.488, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 16.440.

Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa menanjak setelah melaju di sesi global sebelumnya. Dollar AS menguat oleh the Fed yang hawkish dengan peluang pemangkasan suku bunga hanya satu kali tahun ini.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini naik ke 105,63, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 105,24.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting