(Vibiznews – Commodity) Harga emas berakhir merosot ke level terendah dalam lebih dari dua minggu pada hari Rabu, tertekan penguatan dolar AS dan imbal hasil Treasury AS.
Harga emas spot berakhir turun 0,91% menjadi $2.298,19 per ons, terendah sejak 10 Juni.
Harga emas berjangka AS ditutup 0,76% lebih rendah pada $2.313,2.
Penurunan harga emas dunia juga menekan harga emas antam.
Harga emas antam per 27 Juni 2024 turun Rp11.000 menjadi Rp1.350.000 / gram.
Sedangkan harga buyback turun Rp15.000 menjadi Rp1.220.000 / gram.
Dolar AS menguat 0,4% mendekati level tertingginya dalam dua bulan terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun mencapai level tertingginya dalam dua minggu.
Fokus minggu ini adalah pada Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi AS, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, yang dapat memberikan petunjuk apakah akan dilakukan penurunan suku bunga The Fed tahun ini.
Yang juga menjadi perhatian adalah perkiraan produk domestik bruto AS pada kuartal pertama.
Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan pada hari Selasa bahwa mempertahankan suku bunga tetap stabil “untuk beberapa waktu” mungkin akan cukup untuk mengendalikan inflasi, namun menegaskan kembali kesediaannya untuk menaikkan suku bunga jika diperlukan.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga emas dapat tertekan penguatan dolar AS. Namun jika malam nanti data Durable Goods Orders dan GDP Growth Rate Q1 Final AS terealisir turun, akan dapat menekan dolar AS dan mengangkat harga emas. Harga emas spot diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $2.289-$2.280. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $2.314-$2.330.