(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka berakhir menguat pada hari Kamis terbantu pelemahan dolar AS dan kekhawatiran ketegangan geopolitik di Timur Tengah antara Israel dan Hizbullah menutupi lemahnya permintaan bensin di AS.
Harga minyak mentah berjangka WTI AS kontrak Agustus berakhir pada $81,74 per barel, naik 84 sen, atau 1,04%.
Harga minyak mentah berjangka Brent kontrak Agustus berakhir pada $86,39 per barel, naik $1,14, atau 1,34%.
Indeks dolar AS berakhir turun 0,15% pada hari Kamis terpicu perlambatan data ekonomi AS.
Israel telah mengerahkan pasukan ke utara minggu ini ketika serangan di perbatasan Lebanon meningkat dari pertengahan Mei hingga pertengahan Juni yang mengarah pada konfrontasi militer langsung antara Israel dan Hizbullah.
Banjir di wilayah pesisir akibat badai tropis Alberto memukul permintaan bensin AS, dengan konsumsi berada di bawah 9 juta barel per hari untuk pertama kalinya dalam tiga minggu.
Namun minyak masih berhasil ditutup sedikit lebih tinggi pada hari Rabu, karena meningkatnya ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon memberikan harga dasar.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak akan mencermati pergerakan dolar AS dan perkembangan geopolitik di Timur Tengah. Jika dolar AS lanjut menguat, akan menekan harga minyak. Jika data Core PCE Price Index AS terealisir turun, akan menekan dolar AS dan dapat mengangkat harga minyak. Harga minyak AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $82,35-$82,96. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support $80,82-$79,90.