(Vibiznews – Market Mover) Pasar perdagangan investasi global pada akhir pekan ini akan fokus mencermati data tenaga kerja AS. Hal ini terjadi setelah pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell pada hari Selasa yang menyatakan harga-harga sekarang menunjukkan tanda-tanda melanjutkan tren disinflasi dan The Fed dapat mengambil waktu untuk penurunan suku bunga dengan mencermati data ekonomi dan meredanya kekuatan pasar tenaga kerja.
Dari pernyataan Powell, maka dapat ditarik dua hal penting yang dapat menjadi pertimbangan utama The Fed untuk menurunkan suku bunga yaitu tren disinflasi dan penurunan pasar tenaga kerja AS.
Untuk tren disinflasi sudah terlihat dengan terjadinya penurunan inflasi harga konsumen AS bulan Mei, inflasi harga produsen AS bulan Mei dan inflasi PCE Price Index AS bulan Juni.
Demikian juga penurunan pasar tenaga kerja AS di pekan ini mulai terlihat melalui rilis data penambahan pekerja swasta (ADP Employment Change) bulan Juni yang melambat, juga data klaim pengangguran AS minggu lalu menunjukkan peningkatan, yang berarti kedua data tenaga kerja tersebut mencerminkan pelemahan data tenaga kerja AS.
Pada akhir pekan ini akan dirilis lagi data tenaga kerja yang menjadi perhatian utama The Fed, yaitu data Non Farm Payrolls AS bulan Juni yang diindikasikan menurun dan Tingkat upah bulan Juni yang juga diindikasikan menurun. Dari indikasi tersebut, dapat terlihat data tenaga kerja AS sekarang ini memang sedang dalam tren penurunan.
Tren Disinflasi
Inflasi Harga Konsumen AS Bulan Mei Melambat
Tingkat inflasi tahunan di AS secara tak terduga melambat menjadi 3,3% pada Mei 2024, terendah dalam tiga bulan, dibandingkan dengan 3,4% pada bulan April dan perkiraan sebesar 3,4%.
Sedangkan secara bulanan, dibandingkan bulan sebelumnya, Inflasi bulan Mei tidak berubah, setelah naik 0,3% pada periode sebelumnya dan di bawah perkiraan kenaikan 0,1%.
Sementara itu, tingkat inflasi inti tahunan di Amerika Serikat, tidak termasuk barang-barang yang mudah berubah seperti makanan dan energi, turun ke level terendah dalam tiga tahun terakhir sebesar 3,4% pada bulan Mei 2024, turun dari 3,6% pada bulan sebelumnya dan di bawah perkiraan pasar sebesar 3,5%.
Sedangkan secara bulanan, inflasi inti AS, tidak termasuk barang-barang yang bergejolak seperti pangan dan energi, juga melambat pada 0,2% di bulan Mei 2024, turun sedikit dibandingkan kenaikan 0,3% di bulan April, menandai kenaikan harga konsumen inti yang paling lambat dalam tujuh bulan.
Inflasi Harga Produsen AS Bulan Mei Menurun
Tidak hanya inflasi harga konsumen yang melambat, inflasi harga produsen bulan Mei juga melambat.
Indeks harga produsen, ukuran harga yang diperoleh produsen atas barang dan jasa di pasar terbuka, turun -0,2% pada bulan Mei, merosot dibandingkan kenaikan 0,5% di bulan April dan dibandingkan dengan perkiraan Dow Jones yang naik 0,1%.
Sedangkan secara tahunan, indeks harga produsen bulan Mei 2024 naik 2,2%, melambat dari bulan sebelumnya sebesar 2,3% dan dari perkiraan pasar pada 2,5%.
Untuk indeks harga produsen inti, yang tidak termasuk pangan, energi dan jasa perdagangan, tidak berubah dibandingkan ekspektasi kenaikan 0,3%.
Inflasi Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS Bulan Mei Melambat Sesuai Perkiraan Pasar
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti AS, ukuran pilihan Federal Reserve untuk mengukur inflasi mencapai 0,1% pada bulan Mei 2024, melambat dari 0,3% pada bulan sebelumnya. Angka ini merupakan kenaikan paling lemah sejak November 2023 dan sesuai ekspektasi pasar sebesar 0,1%.
Sedangkan secara tahunan, inflasi PCE inti melambat menjadi 2,6% di bulan Mei Mei 2024, terendah sejak Maret 2021, turun dari 2,8% pada bulan April dan sesuai dengan perkiraan pasar.
Sementara itu, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) di AS tidak berubah pada bulan Mei dari bulan April 2024, dan melambat dari kenaikan 0,3% pada bulan April, sejalan dengan perkiraan pasar. Harga barang turun 0,4% dan harga jasa naik 0,2%.
Sedangkan secara tahunan, inflasi PCE di AS turun menjadi 2,6% pada Mei 2024 dari 2,7% dari bulan sebelumnya, sejalan dengan perkiraan pasar.
Meredanya Kekuatan Pasar Tenaga Kerja AS
Perlambatan pasar tenaga kerja AS terlihat dari rilis data ADP Employment Change bulan Juni naik kurang dari perkiraan, dan klaim pengangguran mingguan yang berkelanjutan naik ke level tertinggi dalam 2-1/2 tahun.
Data ADP Employment Change bulan Juni AS naik +150.000, lebih lemah dari ekspektasi +165.000.
Sedangkan Klaim pengangguran awal mingguan AS naik +4.000 menjadi 238.000, menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih lemah dibandingkan ekspektasi sebesar 235.000. Klaim lanjutan mingguan naik +26.000 ke level tertinggi dalam 2-1/2 tahun sebesar 1,858 juta, menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih lemah dibandingkan ekspektasi sebesar 1,840 juta.
Prospek Perlambatan Tenaga Kerja AS
Data Non Farm Payrolls AS bulan Juni 2024 akan dirilis pada hari Jumat, dimana pasar mengindikasikan penurunan pada 190K pertambahan pekerjaan, dibandingkan pertambahan 272K pada bulan Mei.
Demikian juga Tingkat upah Juni 2024 secara bulanan diindikasikan menurun dari 0,4% pada bulan Mei, menjadi 0,3% pada bulan Juni.
Secara tahunan, Tingkat upah juga diindikasikan menurun dari 4,1% pada bulan Mei, menjadi 3,9% pada bulan Juni.
Tren disinflasi sudah terlihat, dan jika data Non Farm Payrolls dan Tingkat upah bulan Juni terealisir turun, maka akan semakin meningkatkan prospek untuk penurunan suku bunga AS bulan September 2024 ini.
Pasar memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar -25bp sebesar 9% pada pertemuan FOMC berikutnya pada 30-31 Juli dan 70% pada pertemuan berikutnya pada 17-18 September.
Bagaimanakah pengaruh data tenaga kerja AS di akhir pekan ini bagi pasar perdagangan investasi global?
Pasar Forex
Dari pasar Forex, Dolar AS Rabu bergerak lemah setelah data tenaga kerja AS melambat, dimana data ADP melambat dan klaim pengangguran minggu lalu meningkat, menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja.
Jika data Non Farm Payrolls AS akhir pekan terealisir turun, akan memicu sentimen penurunan suku bunga AS bulan September dan menekan dolar AS.
Pasar Index
Dari pasar Index, Bursa Wall Street berakhir sebagian besar naik pada hari Rabu terdukung penurunan imbal hasil Treasury AS setelah data tenaga kerja AS mereda memberikan harapan The Fed akan mulai memangkas suku bunga tahun ini.
Sedangkan bursa Asia berakhir naik mengikuti penguatan bursa Wall Street dan harapan penurunan suku bunga AS.
Demikian juga bursa Eropa bergerak positif mengikuti kenaikan bursa Wall Street dan bursa Asia.
Jika data Non Farm Payrolls AS akhir pekan terealisir turun, akan dapat memicu sentimen penurunan suku bunga AS bulan September dan menguatkan bursa saham global.
Pasar Komoditas
Dari pasar Komoditas, Harga emas naik ke level tertingginya dalam dua minggu pada hari Rabu, didorong oleh meningkatnya harapan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September setelah data tenaga kerja AS menunjukkan pelemahan.
Sedangkan Harga minyak mentah berjangka pada hari Rabu bergerak lebih tinggi setelah terpicu pelemahan dolar AS dan penurunan persediaan minyak mentah mingguan AS.
Jika data Non Farm Payrolls AS akhir pekan terealisir turun, akan dapat memicu sentimen penurunan suku bunga AS bulan September dan dapat menekan dolar AS, sehingga menguatkan harga komoditas seperti emas dan minyak.