IHSG Menguat Pagi Ini, Berbalik Ke Zona Hijau

73
IHSG Menguat Pagi Ini, Berbalik Ke Zona Hijau
Vibizmedia Photo

 

(Vibiznews – IDX Stock)- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau cenderung berbalik arah ke zona hijau pada awal perdagangan sesi I Selasa (16/7/2024).
Setelah kemarin sempat melemah karena investor tampaknya melakukan aksi profit taking.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,2% ke posisi 7.293,16. Selang setelah dibuka, IHSG mulai kembali terkoreksi yakni turun 0,1% ke 7.271,91.

Perlu diketahui, nilai transaksi IHSG pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 928 miliar. Dengan volume transaksi mencapai 1,6 miliar lembar saham dan ditransaksikan sebanyak 124.452 kali.

IHSG cenderung berbalik menguat pada awal sesi I hari ini. Setelah kemarin sempat ditutup terkoreksi dan kembali ke level psikologis 7.200.

Investor cenderung kembali optimis setelah pernyataan sedikit dovish Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell kemarin.

Beliau mengatakan data ekonomi AS kuartal kedua telah memberikan keyakinan yang lebih besar kepada para pengambil kebijakan. Bahwa inflasi sedang menuju ke target The Fed sebesar 2%. Tentu saja ini berpeluang membuka jalan bagi penurunan suku bunga jangka pendek tidak lama lagi.

Inflasi pada kuartal kedua naik pada laju tahunan sebesar 2,1%, tidak termasuk komponen makanan dan energi yang bergejolak.

Dan indeks tersebut cenderung lebih tinggi daripada indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi yang disukai oleh The Fed. Data PCE untuk bulan Juni baru akan dirilis minggu depan.

Sementara di dalam negeri, investor masih menanti keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada Rabu besok. Di mana Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI akan dimulai pada hari ini hingga besok.

Para pelaku pasar mayoritas memperkirakan BI akan tetap di level 6,25%. Atau tidak mengalami kenaikan maupun diturunkan pada pertemuan Juli ini.

Sebelumnya, pada RDG BI bulan Juni, BI mempertahankan suku bunganya pada level 6,25% yang konsisten dengan kebijakan moneter pro-stability. Hal ini sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan bahwa ditahannya suku bunga acuan ini juga mempertimbangkan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. Di tengah prospek perekonomian dunia yang lebih kuat.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting