Harga Emas Mencapai Titik Tertinggi, Yen Melonjak; Terpicu Spekulasi Penurunan Suku Bunga dan Kemenangan Trump

291
harga emas

(Vibiznews – Commodity) Harga emas telah menemukan permintaan baru di atas $2.450 pada awal perdagangan hari Kamis pagi ini, dan berupaya mendapatkan kembali momentum kenaikan, menyusul koreksi singkat dari rekor tertinggi baru $2.483.60 yang dicapai pada hari Rabu.

Pagi ini terpantau Emas turun dari rekor tertingginya, tetapi secara tren emas tetap bullish. Emas terus mengincar $2.500 karena Fed yang dovish.

Harga emas turun menjadi $2,457 setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa karena investor mengambil keuntungan setelah logam mulia tersebut menguat ke level tertinggi sepanjang masa pada awal sesi Amerika di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan biaya pinjaman.

Namun kekuatan baru dalam harga Emas pada Kamis pagi terlihat di balik meningkatnya ketegangan seputar perdagangan AS-Tiongkok, yang dapat meningkat seiring dengan kemungkinan kepemimpinan Trump. Setelah serangan Trump, pasar berspekulasi Donald Trump akan memenangkan pemilihan Presiden AS.

Selain itu, permintaan Emas fisik yang kuat dari India dan upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump pada akhir pekan juga berperan dalam mengangkat sentimen seputar harga Emas.

Namun, upaya kenaikan harga Emas dapat dibatasi jika Dolar AS bangkit kembali karena penghindaran risiko. Sedikit rebound pada imbal hasil obligasi Treasury AS juga dapat menjadi penghambat kenaikan harga Emas.

Harga emas tetap siap untuk mencapai level $2.500 jika rekor tertinggi di $2.484 berhasil ditembus dengan meyakinkan. Level resistensi berikutnya terlihat di angka psikologis $2,550.

Di sisi lain, jika harga Emas kembali terkoreksi, harga tertinggi sebelumnya di $2,450 akan diuji lagi, di bawahnya angka $2,400 akan ikut berperan.

Level support relevan berikutnya terlihat di level terendah 11 Juli di $2,371 dan level psikologis $2,350.

Yen Melonjak Tinggi

Selain Gold yang menyentuh level tertingginya pada hari Kamis, maka Yen Jepang terpantau mencapai level tertingginya dalam enam minggu pada hari ini, yang dipicu spekulasi adanya serangkaian intervensi terbaru dari Tokyo untuk meningkatkan mata uang yang telah lama tertekan.

Pemerintah Jepang terakhir kali melakukan intervensi pada akhir April dan awal Mei, ketika pasangan USDJPY telah melewati level 160. Yen telah terpukul oleh tanda-tanda lemahnya pertumbuhan ekonomi Jepang, yang pada gilirannya diperkirakan akan membatasi kemampuan BOJ untuk memperketat kebijakan moneter.

Yen telah mencatat beberapa pergerakan besar dalam beberapa hari terakhir, terapresiasi tajam pada hari Kamis dan Jumat minggu lalu dari posisi terendah dalam 38 tahun di 161,96 per dolar, Para pedagang mengaitkan pembalikan yen dengan kemungkinan intervensi pemerintah, setelah pejabat pemerintah berulang kali memperingatkan bahwa mereka akan melakukan intervensi jika terjadi volatilitas yang berlebihan di pasar mata uang.

Data Bank of Japan yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan Tokyo mungkin telah menghabiskan 2,14 triliun yen ($13,5 miliar) untuk melakukan intervensi pada hari Jumat. Dikombinasikan dengan perkiraan jumlah yang dibelanjakan pada hari Kamis, Jepang diduga telah membeli hampir 6 triliun yen melalui intervensi minggu lalu.

Pasangan USDJPY, yang mengukur jumlah yen yang dibutuhkan untuk membeli satu dolar, turun 0,3% menjadi 155,75 yen pada perdagangan pagi hari Kamis. Hal ini terjadi setelah pasangan ini turun 1,7% di sesi sebelumnya, memperpanjang penurunan tajam yang terlihat sejak Jumat lalu. Sebelumnya, pasangan mata uang ini telah naik hingga level tertinggi dalam 38 tahun di dekat 162 yen.

Namun dolar memang turun tajam dalam beberapa pekan terakhir karena meningkatnya spekulasi mengenai penurunan suku bunga di bulan September, menyusul data inflasi yang lemah dan serangkaian sinyal dovish dari The Fed. Pelemahan dolar ini memberikan dukungan tambahan terhadap kenaikan harga Emas.

Para analis juga menunjuk pada pernyataan calon presiden AS Donald Trump – yang menggambarkan kekuatan dolar dan lemahnya yen dan yuan sebagai masalah besar dalam wawancara Bloomberg Businessweek – sebagai hal yang mengguncang pasar.

Diperkirakan Yen akan meneruskan penguatan ke arah 154.800, dengan ada kemungkinan koreksi ke 156.900-157.000.