(Vibiznews – Commodity) Harga minyak berjangka AS turun tipis pada hari Kamis setelah melonjak di sesi sebelumnya terpicu penguatan dolar AS. Namun kerugian dibatasi sentimen positif persediaan minyak mentah turun untuk minggu ketiga berturut-turut.
Indeks dolar AS berakhir naik 0,49% pada 104,18.
Persediaan minyak mentah komersial AS turun 4,9 juta barel pada pekan lalu, meskipun pasokan bensin naik 3,3 juta barel dan permintaan bahan bakar kendaraan melemah 615.000 barel per hari.
Harga minyak mentah berjangka WTI AS kontrak Agustus berakhir pada $82,82 per barel, turun 3 sen atau 0,04%.
Harga minyak mentah berjangka Brent kontrak September berakhir pada $84,84 per barel, turun 0,28%.
Turunnya persediaan minyak, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, permintaan musiman dan ekspektasi suku bunga yang lebih rendah semuanya terjadi bersamaan sehingga mendorong harga minyak lebih tinggi dalam beberapa pekan terakhir.
Namun pasar diperkirakan akan bergejolak karena badai, ketidakpastian di Timur Tengah, kebijakan di Tiongkok, dan pernyataan dari OPEC semuanya berpotensi menggerakkan harga.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak akan mencermati pernyataan pejabat Fed yang jika memberikan dukungan bagi penurunan suku bunga The Fed dan menekan dolar AS, akan menguatkan harga minyak. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $81,97-$81,11. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $83,75-$84,67.