(Vibiznews – IDX Stock) – BEI telah menetapkan spesifikasi produk derivatif baru, yaitu Kontrak Berjangka Saham (KBS) atau lebih dikenal dengan Single Stock Futures yang mulai berlaku pada Senin (25/3).
Kontrak yang diterbitkan mencakup 15 seri efek yang menggunakan 5 saham sebagai underlying. Saham-saham tersebut adalah ASII, BBCA, BBRI, MDKA, dan TLKM.
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh produk Single Stock Futures, yaitu investor dapat mengambil posisi beli (long) atau jual (short) suatu saham. Sehingga dapat memperoleh potensi keuntungan saat harga saham tersebut sedang naik atau turun.
Selain itu, dana yang dibutuhkan investor jauh lebih kecil dibandingkan membeli saham secara langsung, karena Single Stock Futures ditransaksikan secara leverage.
Selanjutnya, realisasi keuntungan investor didapatkan lebih cepat karena Single Stock Futures diselesaikan secara tunai dalam 1 Hari Bursa (T+1).
Underlying Single Stock Futures juga merupakan saham-saham konstituen indeks LQ45 yang memiliki likuiditas tinggi dan fundamental yang baik.
Itu sebabnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan volume transaksi Single Stock Futures (SSF) bisa menembus 1 juta kontrak di 2025.
Namun pada tahap awal, BEI akan lebih gencar melakukan sosialisasi atas produk anyar ini.
Menurut Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI 1 Firza Rizqi Putra, BEI belum bisa memberikan target untuk tahun ini. Karena produk SSF baru akan resmi dirilis pada September mendatang.
” Untuk tahun ini target kami lebih kepada pengenalan produk single stock futures kepada investor,” katanya dalam edukasi wartawan secara daring, Kamis (22/8).
Untuk menggencarkan transaksi, BEI juga aktif melakukan sosialisasi dengan menggelar roadshow bersama anggota bursa (AB) derivatif. Dan kantor perwakilan BEI yang tersebar di berbagai kawasan.
BEI turut memasukKan produk SSF dalam materi Sekolah Pasar Modal (SPM) untuk calon investor. Namun sifatnya hanya sebagai perkenalan, tidak mengajak langsung bertransaksi.
“Ketika investor sudah paham dan aktif melakukan sosialisasi, tahun depan kami targetkan mendapatkan total volume sekitar 850.000 – 1.000.000 kontrak,” ucap Firza.
BEI juga mengincar adanya penambahan AB derivatif. Tahun ini, BEI akan membawa empat AB untuk memperoleh izin derivatif. Satu di antaranya sudah mulai beroperasi, yakni PT Binaartha Sekuritas.
“Tahun depan ada penambahan AB yang akan masuk dalam produk derivatif, minimal jumlahnya sama dengan tahun ini, yaitu empat AB,” kata Firza.
BEI telah memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sebagai underlying SSF.
Masing-masing memiliki tiga periode kontrak, yaitu satu bulan, dua bulan dan tiga bulan. Dengan demikian, ada 15 seri single stock futures yang bisa diperdagangkan oleh investor di pasar derivatif.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik menuturkan sehubungan dengan adanya produk baru Single Stock Futures (SSF), BEI memberikan insentif dalam beberapa hal.
Pertama, BEI memberikan insentif berupa dukungan sistem kepada calon AB derivatif baik system trading maupun online trading. Ini diharapkan dapat menekan biaya investasi yang dikeluarkan AB jika ingin terjun ke produk derivatif.
BEI juga memberikan insentif potongan biaya transaksi derivatif kepada broker sebesar 75% dari Rp 1.000 per kontrak. Artinya, anggota bursa (AB) derivatif hanya dikenakan biaya Rp 250 per kontrak.
Jeffrey mengatakan potongan biaya ini telah diimplementasikan dan belum ditetapkan batas akhirnya. Namun dia berharap adanya diskon ini bisa menarik minat investor terhadap produk SSF ini.
Adapun BEI telah melakukan soft launching SSF pada 12 Agustus 2024. Namun sebenarnya, produk SSF ini sudah mulai ditransaksikan pada 22 Juli 2024 sejak PT Binaartha Sekuritas memperoleh izin derivatif.
Sebagai informasi, produk SSF ini sudah mulai ditransaksikan pada 22 Juli 2024 melalui Binaartha Sekuritas. Sejak diperdagangkan pada 22 Juli 2024 sampai Rabu (21/8), nilai transaksi futures di BEI mencapai Rp 123,29 juta. Dengan volume transaksi futures mencapai 348 kontrak.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting