Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (30 Agustus 2024); Rupiah Melemah

452

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 26 – 30 Agustus 2024

Pada akhir hari Kamis, 29 Agustus 2024
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.410 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,61%.
3. DXY[1] menguat ke level 101,34.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 3,862%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 30 Agustus 2024
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.415 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun naik di 6,75%.

Aliran Modal Asing (Minggu V Agustus 2024)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 30 Agustus 2024 sebesar 65,87 bps, turun dibandingkan 23 Agustus 2024 sebesar 66,86 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 26 – 29 Agustus 2024, nonresiden tercatat beli neto Rp6,21 triliun. Terdiri dari beli neto Rp3,89 triliun di pasar saham, Rp1,56 triliun di SRBI, dan Rp0,76 triliun di pasar SBN.

3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 29 Agustus 2024, nonresiden tercatat beli neto Rp187,66 triliun di SRBI. Lalu Rp12,79 triliun di pasar saham, dan Rp9,20 triliun di pasar SBN.

4. Pada semester-II 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 29 Agustus 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp57,31 triliun di SRBI. Lalu Rp43,15 triliun di pasar SBN, dan Rp12,45 triliun di pasar saham.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 15.465 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp15.503, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 15.487.

Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Asia naik terbatas setelah menguat 2 hari di sesi global sebelumnya. Dollar ditopang pertumbuhan GDP AS yang lebih baik, yang mengurangi estimasi pemangkasan bunga the Fed di atas 0,5% pada September nanti.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini naik tipis ke 101,38. Angka ini naik dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 101,37.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting