Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (6 September 2024); Rupiah Menguat

482

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 2 – 6 September 2024

Pada akhir hari Kamis, 5 September 2024
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.395 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun relatif stabil di 6,63%.
3. DXY[1] relatif stabil di level 101,11.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 3,727%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 6 September 2024
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.380 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun di 6,59%.

Aliran Modal Asing (Minggu I September 2024)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 5 September 2024 sebesar 68,92 bps, naik dibandingkan 30 Agustus 2024 sebesar 66,21 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 2 – 5 September 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp2,49 triliun. Terdiri dari beli neto Rp2,65 triliun di pasar SBN dan Rp2,24 triliun di pasar saham. Serta jual neto sebesar Rp7,38 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 5 September 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp28,80 triliun di pasar saham. Lalu Rp11,15 triliun di pasar SBN dan Rp186,92 triliun di SRBI.

4. Berdasarkan data setelmen s.d. 5 September 2024 pada semester-II 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp28,46 triliun di pasar saham. Juga Rp45,11 triliun di pasar SBN dan dan Rp56,57 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 15.423 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp15.425. Dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 15.380.

Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa melemah setelah turun 2 hari. Posisi dollar dalam koreksi di tengah investor menantikan data tenaga kerja AS (NFP) malam ini. Yang bisa jadi menambah laju pemangkasan bunga the Fed.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini turun ke 101,00. Angka ini turun dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 101,05.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting