(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia yang diperdagangkan di pasar komoditas internasional yang berakhir Kamis dinihari (12/9) alami kenaikan.
Harga minyak acuan dunia jenis Brent rebound dari level terendah sejak Desember 2021, sedangkan minyak acuan AS atau WTI rebound dari posisi terendah sejak November 2021.
Perdagangan sebelumnya harga minyak anjlok cukup dalam setelah OPEC memangkas perkiraan permintaannya atau demand untuk kedua kalinya dalam 2 bulan.
OPEC sekarang memperkirakan permintaan minyak global akan tumbuh sebesar 2 juta barel per hari pada tahun 2024, 80.000 bph lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Untuk tahun 2025, OPEC merevisi perkiraan pertumbuhan permintaannya menjadi 1,7 juta bph, turun 40.000 bph dari proyeksi sebelumnya.
Pemangkasan ini didorong oleh konsumsi minyak yang lebih lemah di Tiongkok, terutama karena kenaikan penjualan kendaraan listrik.
Prospek peningkatan produksi OPEC+ pada bulan Desember juga menambah tekanan lebih lanjut, dengan perkirakan surplus potensial pada tahun 2025.
Namun tekanan di pasar minyak dibatasi oleh kekhawatiran atas Badai Tropis Francine, yang mengancam produksi minyak dan gas serta operasi kilang di sepanjang Gulf Coast.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan September 2024 naik 2,37% ke $67,31 per barel.
Untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent naik 2,05% menjadi $70,61 per barel.
Untuk pergerakan harga minyak berikutnya, minyak WTI diperkirakan akan bergerak dalam kisaran resisten di $70.05 – $74.80 dan kisaran support di $66.80 – $64.10.