IHSG Menguat Menyentuh Rekor 7.898 di Awal Perdagangan Kamis (19/9)

237
IHSG Menguat Menyentuh Rekor 7.898 di Awal Perdagangan Kamis (19/9)I

 

(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka menguat pada awal perdagangan sesi I Kamis (19/9/2024). IHSG bahkan menyentuh level tertinggi baru di 7.898.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, pukul 9.05 WIB, IHSG menguat 0,74% ke 7.886 dan terus mencoba all time high baru.

Hal ini terjadi setelah Bank Indonesia (BI) dan bank sentral Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya kemarin.

Delapan indeks sektoral menyokong kenaikan IHSG pagi ini. Sektor properti dan real estat melonjak 1,95%, sektor infrastruktur melesat 1,07%, lalu sektor keuangan menanjak 0,79%.

Selanjutnya, sektor barang baku menguat 0,48%, sektor perindustrian naik 0,27%, sektor barang konsumsi primer menguat 0,16%. Serta sektor transportasi dan logistik menguat 0,22%.

Sementara sektor yang mengalami penurunan yaitu sektor teknologi justru turun 0,36%, sektor kesehatan terpangkas 0,28%. Dan sektor barang konsumsi nonprimer melemah 0,14%.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1 triliun. Dengan volume transaksi mencapai 1,6 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 71.688 kali.

Pergerakan IHSG pada hari ini akan dipengaruhi oleh keputusan memangkas suku bunga acuannya baik BI maupun bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Kemarin, BI terlebih dahulu memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,00%, dari sebelumnya di level 6,25%. Sementara suku bunga Deposit Facility juga dipangkas menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.

Setelah BI memutuskan untuk memangkas BI rate, kemudian pada Kamis dini hari waktu Indonesia, kabar baik datang lagi dari The Fed. Di mana bank sentral AS tersebut memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya.

Bahkan pemangkasan kali ini cukup besar atau hard landing yakni sebesar 50 bp menjadi 4,75-5,0%.

Pemangkasan sebesar 50 bps lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang hanya 25 bps. Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19.

The Fed meyakini inflasi AS sudah bergerak menuju target kisaran mereka di angka 2% sehingga mereka akhirnya memilih untuk memangkas suku bunga. Namun, faktor utama dari pemangkasan sebesar 50 bps adalah tingkat pengangguran AS yang melambung.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting