(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia di pasar komoditas internasional sesi Eropa hari Senin (23/9) terkoreksi dari kisaran tertinggi 2 pekan lebih.
Koreksi harga minyak mentah yang sempat lebih tinggi dari sesi akhir pekan lalu dipicu oleh reboundnya dolar AS terhadap semua rival utamanya.
Sebelumnya di sesi Asia harga minyak mentah sempat bergerak kuat di didorong oleh prospek gangguan pasokan di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Laporan menunjukkan bahwa Hizbullah menembakkan lebih dari 100 roket ke Israel utara pada hari Minggu, dengan beberapa mendarat di dekat Haifa.
Serangan itu menyusul serangan udara Israel di Beirut pada hari Jumat yang menewaskan sedikitnya 45 orang, termasuk salah satu pemimpin tertinggi Hizbullah.
Selain itu, minyak terus mendapat dukungan dari laporan minggu lalu bahwa kilang-kilang minyak AS merencanakan pemeliharaan paling ringan dalam tiga tahun, kemungkinan meningkatkan permintaan dalam beberapa bulan mendatang.
Ini menyusul pemotongan suku bunga bank sentral AS yang lebih besar dari yang diharapkan, yang dapat merangsang aktivitas ekonomi dan lebih jauh meningkatkan prospek konsumsi bahan bakar.
Meskipun demikian, kekhawatiran permintaan yang masih ada dari Tiongkok tetap ada, diperburuk oleh melambatnya produksi kilang minyak dan melemahnya permintaan industri.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan November 2024 turun 0,35% ke $70,99 per barel.
Untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent turun 0,22% menjadi $73,69 per barel.
Untuk pergerakan harga minyak berikutnya, minyak WTI diperkirakan akan bergerak dalam kisaran resisten di $73.65 – $79.80 dan kisaran support di $67.50 – $64.10.



