(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia di pasar komoditas internasional akhir sesi Asia pada hari Kamis (26/9) turun ke harga terendah dalam 2 pekan.
Turunnya harga minyak mentah terjadi oleh kekhawatiran atas potensi gangguan pasokan di Libya berkurang.
Delegasi dari Libya yang terbagi di timur dan barat mencapai kesepakatan mengenai proses penunjukan gubernur bank sentral, sebuah langkah kunci menuju penyelesaian konflik yang sedang berlangsung atas kendali pendapatan minyak negara itu.
Sementara itu pelaku pasar juga mengevaluasi kembali efektivitas rencana stimulus Tiongkok secara signifikan meningkatkan ekonomi negara pengimpor minyak terbesar di dunia tersebut.
Namun dari sisi pasokan, harga minyak berpotensi kuat kembali merespon laporan pasokan minyak mentah AS yang turun lebih besar dari yang diharapkan.
Data EIA menunjukkan pasokan turun 4,5 juta barel minggu lalu, melampaui perkiraan turun sebesar 1,4 juta barel.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan September 2024 naik 1,20% ke $68,85 per barel.
Untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent turun 1,26% menjadi $72,53 per barel.
Untuk pergerakan harga minyak berikutnya, minyak WTI diperkirakan akan bergerak dalam kisaran support di $66.50 – $62.10 dan kisaran resisten di $75.65 – $79.80.