(Vibiznews – Economy & Business) – Pada September 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 1,84 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,93. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan inflasi pada Agustus 2024 sebesar 2,12 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, IHK September 2024 tercatat deflasi sebesar 0,12% (mtm). Deflasi bulan September ini lebih tinggi dibandingkan deflasi bulan Agustus 2024.
Sehingga secara tahunan inflasi IHK menurun menjadi 1,84% (yoy) dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 2,12% (yoy).
Sementara, tingkat inflasi year to date (y-to-d) September 2024 sebesar 0,74 persen. Tingkat inflasi September 2024 menurut komponen (m to m) sebesar 0,12%.
Komponen inti mengalami inflasi sedangkan komponen diatur pemerintah dan komponen bergejolak mengalami deflasi.
Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,16% dengan andil inflasi sebesar 0,13%. Komoditas yang dominan mengambil andil inflasi komponen inti yaitu kopi bubuk, dan biaya akademi/perguruan tinggi.
Sementara komponen diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,04% dengan andil deflasi sebesar 0,01%. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi komponen diatur pemerintah adalah bensin.
Sedangkan komponen bergejolak mengalami deflasi sebesar 1,34% dengan andil deflasi sebesar 0,21%. Komoditas yang dominan memberikan andil defflasi komponen bergejolak adalah cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, daging ayam ras, tomat, daun bawang, kentang dan wortel. Sebagai informasi ini adalah deflasi lima bulan beruntun sejak Mei 2024.
Inflasi provinsi y-on-y tertinggi terjadi di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 4,14 persen dengan IHK sebesar 110,12. Dan terendah terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,49 persen dengan IHK sebesar 103,76.
Sedangkan inflasi kabupaten/kota y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 6,31 persen dengan IHK sebesar 107,44. Dan terendah terjadi di Kabupaten Karo sebesar 0,04 persen dengan IHK sebesar 105,80.
Deflasi kabupaten/kota y-on-y terdalam terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar 1,32 persen dengan IHK sebesar 104,16. Sedangkan terendah terjadi di Tanjung Pandan sebesar 0,22 persen dengan IHK sebesar 105,87.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,57 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,18 persen.
Lalu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,60 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,08 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,69 persen.
Kelompok transportasi sebesar 0,92 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,55 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,94 persen.
Selanjutnya, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,25 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,25 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,28 persen.
Tingkat inflasi y-on-y komponen inti September 2024 sebesar 2,09 persen, inflasi m-to-m sebesar 0,16 persen, dan inflasi y-to-d sebesar 1,69 persen.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting