(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS bergerak naik pada hari Selasa dengan meningkatnya ketegangan Timur Tengah mendorong permintaan safe haven untuk dolar setelah intelijen AS mengatakan Iran sedang bersiap untuk meluncurkan serangan rudal balistik terhadap Israel dalam waktu dekat.
Indeks dolar AS naik 0,33% ke level tertinggi 1-1/2 minggu.
Dolar juga mendapat dukungan dari Senin ketika Ketua Fed Powell mengatakan FOMC tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga.
Selain itu, pelemahan euro mendorong dolar setelah EUR/USD merosot ke level terendah 1-1/2 minggu hari ini setelah harga konsumen Zona Euro naik pada laju paling lambat dalam 3-1/2 tahun.
Lowongan pekerjaan JOLTS AS bulan Agustus naik +329.000 menjadi 8,04 juta, menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih kuat dari ekspektasi 7,693 juta.
Indeks manufaktur ISM AS bulan September tidak berubah dari bulan Agustus di 47,2, lebih lemah dari ekspektasi kenaikan menjadi 47,5. Subindeks harga yang dibayar ISM bulan September turun -5,7 ke level terendah dalam 9 bulan di angka 48,3, lebih lemah dari ekspektasi 53,5.
Belanja konstruksi AS bulan Agustus secara tak terduga turun -0,1% b/b, lebih lemah dari ekspektasi +0,2% b/b.
Pasar memperkirakan peluang sebesar 100% untuk penurunan suku bunga -25 bp pada pertemuan FOMC tanggal 6-7 November dan sebesar 43% untuk penurunan suku bunga -50 bp pada pertemuan tersebut.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan bergerak naik seiring meningkatnya ketegangan Israel-Iran di Timur Tengah. Juga pelemahan mata uang Euro menguatkan dolar AS.