(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia di pasar komoditas internasional yang berakhir Rabu dinihari (16/10) kembali alami pukulan cukup besar di kisaran terendah 2 pekan.
Harga minyak WTI dan juga jenis Brent berakhir anjlok 4% lebih merespon pemberitaan Israel tidak akan menyerang fasilitas minyak Iran melainkan fasilitas militer.
Selain itu, laporan EIA membebani dengan memangkas perkiraan pertumbuhan permintaannya, dengan alasan kapasitas cadangan yang mendekati rekor di OPEC+ dan melambatnya permintaan di pasar utama seperti China.
Permintaan minyak dunia diproyeksikan meningkat sedikit di bawah 900.000 barel per hari pada tahun 2024 dan 1 juta barel per hari pada tahun 2025, perlambatan dari pertumbuhan 2 juta barel per hari yang terlihat setelah pandemi.
Permintaan minyak China sangat lemah, dengan konsumsi turun 500.000 barel per hari pada bulan Agustus untuk bulan keempat berturut-turut.
Sementara itu, produksi minyak mentah di Amerika diperkirakan akan naik 1,5 juta barel per hari tahun ini dan tahun depan.
Sebagai informasi pelemahan harga minyak sebelumnya dipicu oleh laporan OPEC menurunkan perkiraan permintaan minyak globalnya untuk tahun 2024 dan 2025.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan Oktober 2024 anjlok 4,4% menjadi $70,58 per barel.
Untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent anjlok 4,1% menjadi $74,25 per barel.
Untuk pergerakan harga minyak berikutnya cenderung bergerak positif namun terbatas, minyak WTI diperkirakan akan bergerak dalam kisaran resisten di $75.70 – $80.10. Jika berbalik arah akan meluncur ke kisaran support di $68.40 – $63.10.