(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO di bursa berjangka Malaysia perdagangan hari Kamis (17/10/2024) mundur dari penguatan signfikan sebelumnya.
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Desember 2024 bergerak negatif dengan turun 0,76% menjadi sekitar MYR4.302 per ton, setelah sempat mendaki di MYR4.359.
Penurunan harga CPO terseret oleh melemahnya harga minyak kedelai Chicago. Sementara itu pasar bersikap hati-hati karena Tiongkok akan merilis data PDB Q3 pada hari Jumat.
Penurunan lebih lanjut dibatasi oleh laporan bahwa UE telah setuju untuk menunda penerapan undang-undang deforestasi yang penting tersebut selama satu tahun, hingga akhir Desember 2025.
Selain itu, ringgit melemah, sementara penurunan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS mendorong harga minyak mentah lebih tinggi setelah penurunan baru-baru ini.
Sementara itu, tanda-tanda ekspor yang kuat meningkat, dengan surveyor kargo mencatat bahwa pengiriman produk minyak sawit Malaysia naik sebesar 14% hingga 15,6% selama 1-15 Oktober dibandingkan dengan periode yang sama bulan lalu.
Di sisi output, data industri menunjukkan bahwa produksi turun 3,8% pada bulan September dari bulan Agustus.
Secara terpisah, Dewan Minyak Sawit Malaysia mencatat bahwa harga diperkirakan akan tetap stabil di atas MYR 4.000 bulan ini.
Untuk harga TBS terkini, harga sawit umur 9 tahun di Provinsi Riau turun Rp3,76/kg untuk periode 16 – 22 Oktober 2024 menjadi Rp3.355/kg.
Sebagai informasi, harga referensi minyak sawit di Indonesia untuk penetapan Bea Keluar dan pungutan skspor periode1— 31 Oktober 2024 adalah sebesar $893,64/MT. Nilai ini meningkat 6,45% dari periode September 2024 yang tercatat sebesar $839,53/MT.