(Vibiznews – Commodity) Harga kakao di bursa komoditi berjangka New York pada hari Kamis berakhir melemah terendah hampir 8 bulan, melanjutkan aksi jual selama seminggu, tertekan peningkatan produksi di Pantai Gading.
Harga kakao berjangka kontrak Desember 2024 berakhir merosot 3,5% pada $6.756 per ton.
Padahari Senin, pemerintah Pantai Gading menyatakan bahwa petani Pantai Gading mengirimkan 192.804 MT kakao ke pelabuhan dari 1 Oktober hingga 20 Oktober, naik +12,9% dari 170.794 MT yang dikirimkan pada waktu yang sama tahun lalu. Pantai Gading adalah produsen kakao terbesar di dunia.
Sementara itu, harga kakao juga terbebani oleh penurunan produksi dari Jumat lalu ketika regulator Pantai Gading Le Conseil Cafe-Cacao menaikkan estimasi produksi kakao Pantai Gading 2024/25 menjadi 2,1 MMT hingga 2,2 MMT dari perkiraan bulan Juni sebesar 2,0 MMT.
Sedangkan untuk permintaan kakao global terkini terlihat beragam. Kamis lalu, National Confectioners Association melaporkan bahwa produksi kakao giling Amerika Utara pada Q3 naik +12% thn/thn menjadi 109.264 MT. Selain itu, Cocoa Association of Asia melaporkan bahwa produksi kakao giling Asia pada Q3 naik +2,6% thn/thn menjadi 216.998 MT. Namun, European Cocoa Association melaporkan bahwa produksi kakao giling Eropa pada Q3 turun -3,3% thn/thn menjadi 354.335 MT.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kakao akan menghadapi tekanan peningkatan produksi di Pantai Gading. Namun perlu dicermati upaya bargain hunting setelah harga kakao terus merosot sepanjang minggu ini. Harga kakao diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $6.648-$6.540. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $6.933-$7.110.