(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka rebound pada awal perdagangan sesi I Kamis (31/10/2024). Setelah enam hari beruntun di zona merah hingga kembali ke level psikologis 7.500.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka naik tipis 0,03% ke posisi 7.572,27. Selang lima menit setelah sesi I dibuka, penguatan IHSG semakin kencang yakni menjadi 0,45% ke 7.603,67. IHSG pun kembali menyentuh level psikologis 7.600.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 990 miliar. Dengan volume transaksi mencapai 1,7 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 76.319 kali.
Sebanyak delapan indeks sectoral menopang penguatan IHSG pagi ini. Tiga sektor dengan kenaikan tertinggi yakni; IDX-Industry 1,12%, IDX-Trans 0,54%, dan IDX-Cyclic 0,45%.
Pergerakan IHSG pada hari ini masih cenderung diwarnai oleh sentimen pasar global yang cenderung belum membaik. Di tengah ketidakpastian yang masih cukup tinggi. Sementara di dalam negeri, sentimen terkait rilis kinerja keuangan kuartal III-2024 juga masih mempengaruhi pergerakan IHSG.
Dari AS, ekonomi AS tumbuh sebesar 2,8% secara tahunan pada kuartal ketiga 2024, lebih rendah dari 3% pada kuartal kedua dan juga di bawah perkiraan sebesar 3%, menurut perkiraan awal dari Biro Analisis Ekonomi (BEA).
Sementara itu, di kawasan Asia, China terpantau akan merilis Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufacturing untuk periode Oktober 2024 pada Kamis (31/10/2024). Proyeksinya PMI Manufaktur China akan meningkat dari 49,8 menjadi 50,1 atau dari level kontraksi menjadi ekspansif.
Jika aktivitas manufaktur China benar-benar pulih, hal ini akan memberikan sentimen positif bagi Indonesia. Yang merupakan mitra dagang utamanya karena akan kembali meningkatkan ekspornya.
Sementara dari dalam negeri, pengumuman kinerja perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) bisa jadi motor IHSG hari ini. Sebab memiliki bobot besar.
Pasar juga menanti rilis inflasi dan aktiitas manufaktur Indonesia pada Jumat (1/11/2024).
S&P Global akan merilis PMI Manufacturing untuk Indonesia. Hal ini menjadi penting karena kita dapat melihat kondisi aktivitas manufaktur di Indonesia apakah sudah membaik atau tidak.
Begitu juga data indeks harga konsumen (IHK) atau data inflasi. Melalui IHK kita dapat melihat apakah Indonesia akan kembali mengalami deflasi secara bulanan. Atau mulai kembali bangkit dan mencatatkan inflasi secara bulanan.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting