(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia di pasar komoditas internasional yang berakhir Rabu dinihari (13/11) berakhir mixed setelah anjlok 5% dalam 2 sesi berturut.
Harga minyak WTI rebound dari posisi terendah dalam 2 pekan merespon perkiraan permintaan minyak global 2024 OPEC dan kekhawatiran ekonomi Tiongkok. Sebaliknya harga minyak Brent lanjutkan penurunan karena kuatnya dolar AS.
OPEC memperkirakan peningkatan sebesar 1,82 juta barel per hari, turun dari 1,93 juta bulan lalu. Ini merupakan pemangkasan keempat berturut-turut dalam proyeksi OPEC.
Data Tiongkok bulan Oktober menunjukkan pertumbuhan harga konsumen paling lambat dalam 4 bulan dan deflasi harga produsen yang lebih dalam, meningkatkan risiko deflasi dan mengecewakan investor karena kurangnya stimulus yang signifikan.
Sementara itu, kebijakan AS mungkin bergeser ke arah peningkatan produksi serpih domestik, karena Gubernur Dakota Utara yang pro-minyak dipertimbangkan sebagai Menteri Energi di bawah Trump.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Desember naik 0,12% menjadi $68,12 per barel.
Namun untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent turun 0,01% menjadi $71,82 per barel.
Untuk pergerakan harga minyak berikutnya cenderung menguat, minyak WTI diperkirakan akan bergerak menuju kisaran resisten di $73.40 – $84.10. Jika berbalik arah akan mundur ke support di $60.25 – $55.10.