(Vibiznews – Commodity) Harga kopi arabika di bursa komoditi berjangka New York pada hari Senin ditutup melemah, turun dari level tertinggi dalam 13 tahun terakhir, terpicu cuaca hujan di Brasil yang memicu likuidasi jangka panjang dalam harga kopi berjangka.
Harga kopi arabika berjangka kontrak bulan Desember 2024 berakhir turun 0,37% pada $2.8075 per pon.
Somar Meteorologia melaporkan pada hari Senin bahwa curah hujan di daerah penghasil kopi Arabika terbesar di Brasil, Minas Gerais, mengalami curah hujan sebesar 60,9 mm minggu lalu, atau 127% dari rata-rata historis. Minas Gerais adalah daerah penghasil kopi Arabika terbesar di Brasil.
Harga kopi juga mengalami tekanan pada hari Senin, karena Bursa Efek Intercontinental mengatakan akan menunda perubahan yang direncanakan dalam kontrak kopi dan kakao hingga akhir tahun 2025 karena ketidakpastian tentang peraturan deforestasi Uni Eropa.
Harga kopi melonjak tajam minggu lalu karena potensi kekhawatiran pasokan setelah Parlemen Eropa memberikan suara untuk mengubah peraturan deforestasinya, yang dapat mengekang pasokan kopi dari negara-negara seperti Brasil dan Indonesia, tempat terjadinya deforestasi. Langkah Regulasi Deforestasi Uni Eropa, yang dikenal sebagai EUDR, menyatakan perusahaan harus memastikan produk yang mereka bawa ke Uni Eropa tidak dibuat di area yang gundul atau terdegradasi setelah tahun 2020.
Jika dilihat dari prakiraan cuaca beberapa lembaga, maka diperkirakan pada hari Selasa ini cuaca cerah dan berawan di daerah Minas Gerais, Brasil.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kopi arabika akan mencermati perkembangan cuaca, jika cuaca cerah dan kering, akan menguatkan harga kopi arabika. Namun jika cuaca hujan, akan menekan harga kopi arabika. Harga kopi arabika diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $2.76-$2.71. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance$2.88-$2.95.