(Vibiznews – Economy & Business) – Di tengah ketidakpastian ekonomi global, perekonomian Indonesia tetap tumbuh, hal ini terlihat dari uang beredar yang tetap tumbuh pada Oktober 2024.
Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2024 tetap tumbuh.
Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat sebesar Rp9.078,6 triliun atau tumbuh sebesar 6,7% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,2% (yoy).
Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,1% (yoy) dan uang kuasi sebesar 4,2% (yoy).
Faktor-faktor yang memengaruhi uang beredar
Berdasarkan faktor yang memengaruhinya, perkembangan M2 pada Oktober 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (pempus).
Penyaluran kredit[1] pada Oktober 2024 tumbuh sebesar 10,4% (yoy), stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.
1] Kredit yang diberikan hanya dalam bentuk Pinjaman (Loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (Debt Securities), tagihan akseptasi (Banker’s Acceptances), dan Tagihan Repo.
Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor Bank Umum yang berkedudukan di Luar Negeri, dan kredit yang disalurkan kepada Pemerintah Pusat dan Bukan Penduduk.
Tagihan bersih kepada Pempus terkontraksi sebesar 0,1% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 12,3% (yoy).
Sementara itu, aktiva luar negeri bersih pada Oktober 2024 tumbuh sebesar 1,6% (yoy), setelah terkontraksi sebesar 0,3% (yoy) pada September 2024.
Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Perkembangan DPK pada Oktober 2024 tercatat Rp 8.460,6 triliun atau tumbuh sebesar 6,0% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 6,7% (yoy). (Tabel 3).
Berdasarkan golongan nasabah, DPK Korporasi tumbuh sebesar 12,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan 13,5% (yoy) bulan September 2024.
Sementara itu, DPK Perorangan tumbuh sebesar (0,5%, yoy), relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. (Tabel 4).
Pada Oktober 2024, giro tumbuh sebesar 5,5% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 8,0%(yoy).
Di sisi lain, tabungan tumbuh sebesar 7,4 % (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,2% (yoy).Sementara itu, simpanan berjangka tumbuh 5,1% (yoy), setelah tumbuh 5,3% (yoy) pada September 2024.
Perkembangan Kredit
Kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Oktober 2024 tetap kuat. Penyaluran kredit pada Oktober 2024 tercatat sebesar Rp 7.576,8 triliun, atau tumbuh sebesar 10,4% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.
Penyaluran kredit pada debitur korporasi dan perorangan tumbuh masing-masing sebesar (15,6%, yoy) dan (4,9%, yoy) (Tabel 5)
Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan penyaluran kredit pada Oktober 2024, dipengaruhi oleh perkembangan Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi dan Kredit Konsumsi (Grafik 4)
Kredit Modal Kerja (KMK) pada Oktober 2024 tumbuh sebesar 8,6% (yoy), setelah tumbuh sebesar 9,4% pada September 2024.
Perkembangan KMK bersumber dari sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan serta sektor Pertambangan dan Penggalian. (Tabel 6).
Kredit Investasi (KI) pada Oktober 2024 tumbuh 13,0% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 11,7% (yoy). Terutama bersumber dari Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan, serta sektor Listrik, Gas dan Air Bersih.
Sementara itu, Kredit Konsumsi (KK) tumbuh 10,8% (yoy) pada Oktober 2024, relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.
Terutama didorong oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Multi Guna.
Penyaluran Kredit Properti tumbuh sebesar 7,2% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,6% (yoy).
Terutama berasal dari Kredit KPR dan KPA yang tumbuh 10,8%. Sementara itu Kredit Konstruksi serta Kredit Real Estate masing-masing tumbuh sebesar 0,2% (yoy) dan 8,4% (yoy).
Sementara itu, kredit konstruksi dan kredit real-estate pada Oktober 2024 masing-masing tumbuh sebesar 0,2% (yoy) dan 8,4% (yoy).
Penyaluran Kredit kepada UMKM pada Oktober 2024 tumbuh sebesar 4,6% (yoy),setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 5,0% (yoy).
Pertumbuhan penyaluran kredit UMKM terutama pada skala kecil (7,2% yoy).
Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit UMKM pada Oktober 2024 dipengaruhi oleh Kredit Investasi (12,1% yoy) dan Kredit Modal Kerja (2,0% yoy).
Suku Bunga Simpanan dan Kredit
Pada Oktober 2024, suku bunga kredit menurun sedangkan suku bunga simpanan cenderung meningkat. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada Oktober 2024 sebesar 9,16%, turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 9,24%.
Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka meningkat pada tenor 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan masing-masing sebesar 5,53%, 5,58% dan 5,92% pada Oktober 2024. Setelah pada September 2024, masing-masing tercatat sebesar 5,52%, 5,55%, dan 5,89%.
Di sisi lain suku bunga simpanan berjangka tenor 1 bulan dan 24 bulan pada Oktober 2024 masing-masing sebesar 4,75% dan 4,29%, menurun dibandingkan September 2024 sebesar 4,77% dan 4,34%.
Analis Vibiz Research Center melihat bahwa uang beredar tumbuh sedikit lebih rendah pada Oktober 2024, dibandingkan bulan sebelumnya.
Hal ini disebabkan oleh perkembangan penyaluran kredit yang stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Peningkatan aktiva luar negeri bersih dan adanya kontraksi pada tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat.
Berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan kredit pada Oktober 2024 tetap kuat sebesar 10,92% (yoy). Sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya 10,85% (yoy).
Dari sisi penawaran, kuatnya pertumbuhan kredit didukung oleh terjaganya minat penyaluran kredit, berlanjutnya realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan. Dan pertumbuhan DPK, serta positifnya dampak KLM Bank Indonesia. Hingga akhir Oktober 2024,
Bank Indonesia telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp259 triliun.
Pertumbuhan kredit juga didukung oleh sisi permintaan yang tetap baik dari korporasi. Secara sektoral, pertumbuhan kredit pada mayoritas sektor ekonomi tetap kuat, terutama pada sektor Jasa Dunia Usaha, Perdagangan, dan Industri..
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi, masing-masing sebesar 9,25% (yoy), 13,63% (yoy), dan 11,01% (yoy) pada Oktober 2024.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting