(Vibiznews – Commodity) Harga gula di bursa komoditi berjangka New York pada akhir pekan hari Jumat berakhir turun dan mencatat level terendah dalam 2 minggu terpicu pelemahan mata uang Real Brasil.
Harga gula berjangka kontrak bulan Maret 2025 berakhir turun 2,81% pada 21,08 sen per pon.
Secara mingguan harga gula melemah lebih 1%.
Demikian juga untuk bulan November merosot lebih dari 4%.
Pelemahan mata uang Real Brasil ke rekor terendah terhadap dolar mendorong penjualan ekspor oleh produsen gula Brasil dan memicu likuidasi jangka panjang dalam kontrak berjangka gula.
Pelemahan harga juga terpicu peningkatan pasokan gula. Kamis lalu, Organisasi Gula Internasional (ISO) menurunkan perkiraan defisit gula global 2024/25 menjadi -2,51 MMT, dibandingkan dengan perkiraan bulan Agustus sebesar -3,58 MMT. ISO juga menaikkan perkiraan surplus gula global 2023/24 menjadi 1,31 MMT dari proyeksi bulan Agustus sebesar +200.000 MT.
Sedangkan yang mendukung harga gula adalah adalah penurunan produksi gula Brasil Tengah-Selatan. Pada hari Rabu, Unica melaporkan bahwa produksi gula di wilayah Brasil Tengah-Selatan selama paruh pertama bulan November turun -59,2% y/y menjadi 898 MT. Selain itu, produksi gula Tengah-Selatan kumulatif 2024/25 hingga pertengahan November turun -3,0% thn/thn menjadi 38,274 MMT.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga gula akan mencermati perkembangan pasokan, yang jika masih meningkat, akan menekan harga gula. Harga gula diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 20,83-20,58. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 21,51-21,94.