(Vibiznews – Commodity) Harga gula di bursa komoditi berjangka New York berakhir naik pada hari Selasa terdukung pelemahan dolar AS dan lonjakan harga minyak mentah.
Harga gula berjangka kontrak bulan Maret 2025 ditutup naik 1,42% pada 21,37 sen per pon.
Pelemahan dolar AS menguatkan harga gula berjangka.
Demikian juga lonjakan harga minyak sebesar 2% memicu short covering pada harga gula berjangka.
Pada hari Senin, gula NY membukukan level terendah dalam 2-1/2 bulan, terpicu peningkatan pasokan gula yang berdampak buruk pada harga. Pada tanggal 21 November, Organisasi Gula Internasional (ISO) menurunkan perkiraan defisit gula global 2024/25 menjadi -2,51 MMT, dibandingkan dengan perkiraan bulan Agustus sebesar -3,58 MMT. ISO juga menaikkan perkiraan surplus gula global 2023/24 menjadi 1,31 MMT dari proyeksi bulan Agustus sebesar +200.000 MT.
Malam nanti akan dirilis data ADP Employment Change November dan ISM Services PMI yang diindikasikan melemah.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga gula akan mencermati pergerakan mata uang Dolar AS. Jika dolar AS melemah seiring pelemahan data ekonomi dan tenaga kerja, maka akan menguatkan harga gula. Harga gula diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 21,17-20,87. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 21,68-21,89.