(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia di pasar komoditas internasional sesi New York hari Kamis (5/12) bergerak fluktuatif dari pelemahan sebelumnya merespon hasil pertemuan OPEC+.
Pelemahan harga minyak WTI dan Brent sebelumnya sedikit tergerus merespon keputusan OPEC+ yang memutuskan untuk mempertahankan level produksi minyak saat ini sampai kuartal pertama tahun 2025.
OPEC berencana untuk secara bertahap meningkatkan produksi mulai kuartal kedua dan terus melakukannya hingga September 2026.
Keputusan ini sejalan dengan ekspektasi pasar, karena kelompok tersebut berupaya menyeimbangkan permintaan global yang menurun dan peningkatan produksi dari negara-negara non-OPEC+.
Saat ini, OPEC+ menahan 5,86 juta barel per hari, sekitar 5,7% dari permintaan global, untuk mendukung harga.
Sementara itu, data AS menggambarkan gambaran yang beragam, dengan pasokan minyak mentah turun lebih dari 5 juta barel—penurunan mingguan terbesar sejak Agustus—tetapi produksi mencapai rekor tertinggi, yang menekankan pasokan yang kuat di luar OPEC+.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Desember turun 0,11% menjadi $68,47 per barel setelah sempat menyentuh $69,12.
Demikian untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent turun 0,05% menjadi $72,31 per barel.
Untuk pergerakan harga minyak berikutnya cenderung rebound, minyak WTI diperkirakan akan bergerak menuju kisaran resisten di $72.10 – $79.70. Jika berbalik arah akan menuju kisaran support di $65.25 – $59.10.