(Vibiznews – Commodity) Harga kakao di bursa komoditi berjangka New York pada hari Kamis ditutup naik tajam mencatat kontrak tertinggi terpicu penurunan produksi dan pasokan kakao.
Harga kakao berjangka kontrak bulan Maret 2024 ditutup melonjak 4,81% pada $9.853 per ton.
Harga kakao melonjak setelah prakirawan cuaca Maxar Technologies mengatakan pada hari Rabu bahwa kondisi kering di Afrika Barat akan membantu panen tanaman kakao utama saat ini tetapi akan merugikan perkembangan awal tanaman kakao pertengahan tahun yang dipanen pada bulan April.
Penurunan pasokan kakao global juga menguntungkan harga. Persediaan kakao yang dipantau ICE yang disimpan di pelabuhan AS telah menunjukkan tren penurunan selama 1-1/2 tahun terakhir dan turun ke level terendah dalam 19 tahun pada hari Kamis sebesar 1.508.098 kantong.
Yang juga mendukung kenaikan harga kakao terbaru adalah tindakan Asosiasi Kakao Internasional (ICCO) Jumat lalu untuk menaikkan estimasi defisit kakao global 2023/24 menjadi -478.000 MT dari -462.000 MT pada Mei, defisit terbesar dalam lebih dari 60 tahun. ICCO juga memangkas estimasi produksi kakao 2023/24 menjadi 4.380 MMT dari 4.461 MMT pada Mei, turun -13,1% thn/thn. ICCO memproyeksikan rasio stok/penggilingan kakao global 2023/24 sebesar 27,0%, terendah dalam 46 tahun.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kakao masih akan bergerak naik menghadapi penurunan produksi dan pasokan kakao. Namun perlu juga diwaspadai upaya profit taking setelah harga kakao terus melonjak tinggi. Harga kakao diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $10.094-$10.334. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support $9.507-$9.160.