(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia di pasar komoditas internasional yang berakhir Selasa dinihari (9/12) naik di atas $68 per barel oleh berita optimisme Tiongkok dan konflik di Timur Tengah.
Optimisme atas peralihan Tiongkok ke kebijakan moneter yang lebih longgar memberikan sentimen positif, dikarenakan importir minyak terbesar di dunia tersebut mengisyaratkan kebijakan moneter yang cukup longgar untuk tahun 2025, menandai perubahan besar pertamanya dalam lebih dari satu dekade untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain itu ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga menambah dukungan, karena laporan penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad meningkatkan kekhawatiran tentang ketidakstabilan lebih lanjut di Timur Tengah.
Sementara itu, Saudi Aramco menurunkan harga Januari 2025 untuk pembeli Asia ke level terendah sejak 2021, mencerminkan permintaan yang lesu di kawasan tersebut.
Namun penguatan harga minyak dibatasi oleh tekanan potensi surplus global pada tahun 2025 dan risiko perdagangan.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Desember naik 1,74% menjadi $68,37 per barel setelah pekan lalu berakhir di kisaran $66,00.
Demikian untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent naik 1,43% menjadi $72,13 per barel.
Untuk pergerakan harga minyak berikutnya cenderung rebound, minyak WTI diperkirakan akan bergerak menuju kisaran resisten di $72.10 – $79.70. Jika berbalik arah akan menuju kisaran support di $63.25 – $59.10.



