IHSG Dibuka Menguat Pada Perdagangan Rabu (11/12), Makin Dekat Level 7.500

294
IHSG Dibuka di Zona Hijau Menguat 0,15% ke 8.653,04, JP Morgan Indonesia Proyeksikan IHSG Capai 10.000
Vibizmedia Photo

 

(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Rabu (11/12). Pukul 9.05 WIB hari ini, IHSG naik 0,45% ke 7.487.

Penguatan IHSG di tengah sikap investor yang menanti rilis data inflasi terbaru Amerika Serikat (AS). IHSG tampaknya makin mendekati level psikologis 7.500.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 4,6 triliun dengan volume transaksi mencapai 2,2 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 77.546 kali.

Sepuluh indeks sektoral menguat bersama dengan IHSG. Sektor barang baku melonjak 0,82%, sektor energi terangkat 0,74% dan sektor barang konsumsi nonprimer naik 0,32%. Lalu sektor infrastruktur terangkat 0,30%, sektor keuangan menguat 0,26%.

Selanjutnya, sektor kesehatan naik 0,14%, sektor barang konsumsi primer menguat 0,11%, sektor properti dan real estat menanjak 0,07%.

Sedangkan dua sektor turun di awal perdagangan. Sektor transportasi dan logistik melemah 0,03%. Sektor teknologi turun 0,01%.

Pergerakan pasar saham RI pada perdagangan hari ini akan dipengaruhi oleh sentimen global, terutama terkait rilis data inflasi AS.

Pada malam hari ini waktu Indonesia, AS akan merilis data inflasinya pada periode November 2024. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan bahwa inflasi umum naik 0,3% pada November secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 2,7% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Jika hal ini terjadi, maka probabilitas bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menurunkan suku bunganya di bulan ini akan semakin kecil. Hal ini mengingat angka inflasi yang terus meningkat.

Sejauh ini, menurut perangkat CME FedWatch, probabilitas pasar yang memperkirakan The Fed akan kembali memangkas suku bunga acuannya masih cukup besar. Yakni mencapai 8,61%. Angka ini mengalami peningkatan dari sehari sebelumnya yang mencapai 85%.

Dengan meningkatnya probabilitas pasar yang memperkirakan The Fed akan kembali memangkas suku bunga acuannya, maka sepertinya pasar masih cukup optimis. Bahwa bank sentral AS akan kembali memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan pekan depan.

Namun yang perlu diwaspadai adalah pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell yang menekankan kehati-hatian mengenai pendekatan bank sentral. Terutama dalam melonggarkan kebijakan moneter karena ketahanan ekonomi.

Hal ini karena data tenaga kerja di AS makin pulih. Hal ini membuat kemungkinan The Fed akan kembali merubah sikapnya pada pertemuan terakhir di 2024.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting