(Vibiznews – Commodity) Harga gula di bursa komoditi berjangka New York pada hari Senin berakhir turun, mencatat level terendah dalam 2-3/4 bulan terbebani produksi tebu Brasil yang lebih besar dari perkiraan.
Harga gula berjangka kontrak bulan Maret 2025 ditutup turun 0,19% pada 20,68 sen per pon.
Kamis lalu, Unica melaporkan bahwa Brasil memproduksi 20,35 MMT tebu pada paruh kedua bulan November, di atas ekspektasi sebesar 15,5 MMT.
Namun kerugian harga gula dibatasi setelah tanda-tanda berkurangnya produksi gula di India memicu short covering pada gula berjangka. National Federation of India Cooperative Sugar Factories Ltd melaporkan pada hari Senin bahwa produksi gula India dari 1 Oktober-15 Desember turun -18% thn/thn menjadi 6,1 MMT.
Prospek pasokan global yang membaik juga memangkas harga gula. Pada tanggal 21 November, Organisasi Gula Internasional (ISO) menurunkan perkiraan defisit gula global 2024/25 menjadi -2,51 MMT, dibandingkan dengan perkiraan bulan Agustus sebesar -3,58 MMT. ISO juga menaikkan estimasi surplus gula global 2023/24 menjadi 1,31 MMT dari proyeksi bulan Agustus sebesar +200.000 MT.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga gula masih bisa dibayangi sentimen bearish peningkatan produksi tebu di Brasil. Harga gula diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 20,44-20,21. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 20,90-21,13.