(Vibiznews – Commodity) Harga gula di bursa komoditi berjangka New York pada hari Kamis mencatat titik terendah dalam 3 bulan dan berakhir turun tertekan perkiraan surplus gula.
Harga gula berjangka kontrak Maret 2025 ditutup merosot 1,27% pada 19,40 sen per pon.
Harga Gula berada di bawah tekanan setelah Menteri Pangan India Chopra mengatakan India mungkin mengizinkan ekspor gula jika ada surplus setelah persyaratan pencampuran etanol dalam negeri terpenuhi. Pemerintah India saat ini memperkirakan surplus gula sekitar 1 MMT musim ini.
Harga gula telah bertahan sejak Kamis lalu karena tanda-tanda penghancuran tebu yang lebih besar dari yang diharapkan di Brasil setelah Unica melaporkan bahwa Brasil menghancurkan 20,35 MMT tebu pada paruh kedua November, di atas ekspektasi 15,5 MMT.
Pelemahan Real Brasil juga membebani harga gula, karena real pada hari Rabu merosot ke rekor terendah baru terhadap dolar. Real yang lebih lemah mendorong penjualan ekspor oleh produsen gula Brasil, yang mengarah ke pasokan global yang lebih tinggi.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya harga gula masih menghadapi banyak sentimen bearish, diantaranya perkiraan surplus gula di India dan Brasil. Demikian juga peguatan dolar AS dapat terjadi hari ini jika data PCE Price Index November dan Michigan Consumer Sentiment Desember naik dan menguatkan dolar AS. Harga gula diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 19,21-19,03. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 19,63-19,87.