(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat terbatas pada awal perdagangan sesi I Selasa (13/1/2025). Pukul 09.09 WIB, IHSG naik tipis 4,476 poin atau 0,06% ke 7.021,36.
Penguatan IHSG disokong sebagian besar indeks sektoral. Indeks dengan penguatan terbesar dicetak IDX Sektor Properti dan Real Estate yang naik 1,01% di pagi ini.
Disusul, IDX Sektor Energi, IDX Sektor Infrastruktur, IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer dan IDX Sektor Keuangan.
Selanjutnya, IDX Sektor Keuangan, IDX Sektor Transportasi dan Logistik, IDX Sektor Teknologi dan IDX Sektor Keuangan.
Sementara itu, IDX Sektor Perindustrian menjadi indeks sektoral dengan pelemahan terdalam pada perdagangan pagi ini. Berikutnya, IDX Sektor Barang Baku dan IDX Sektor Barang Konsumen Primer.
Nilai transaksi IHSG pada awal sesi I hari ini mencapai sekitar Rp 1,5 triliun dengan volume transaksi mencapai 2,2 miliar lembar dan ditransaksikan sebanyak 207.250 kali.
Pergerakan IHSG hari ini cenderung masih dipengaruhi oleh sentimen dari Amerika Serikat (AS). Namun, pasar menanti keputusan suku bunga terbaru Bank Indonesia (BI) pada esok hari.
Malam nanti, ada rilis data inflasi produksi Amerika Serikat. Data ini cukup penting sebagai sinyal kondisi daya beli masyarakat AS. Dan pertimbangan kebijakan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve atau The Fed.
Berdasarkan konsensus Trading EconomicsPPI AS pada Desember 2024 akan mencapai 3,2% yoy, mendingin dibandingkan bulan sebelumnya yakni 3,4%.
Kemudian, pada Rabu (15/1/2025) Indonesia akan mengumumkan nilai neraca dagang beserta ekspor dan impor pada Desember 2024.
Trading Economics memperkirakan neraca dagang Indonesia akan surplus pada Desember 2024. Namun nilainya berkurang menjadi US$4,33 miliar dibandingkan bulan sebelumnya US$4,42 miliar.
Sementara pertumbuhan ekspor diperkirakan melambat menjadi 8,5% yoy pada Desember 2024. Sedangkan pertumbuhan ekspor Indonesia pada November 2024 sebesar 9,14% yoy.
Sebaliknya, pertumbuhan impor Indonesia diperkirakan semakin ngegas menjadi 4% pada akhir tahun lalu, dibandingkan pertumbuhan November hanya 0,01% yoy.
Pada hari yang sama, BI juga akan mengumumkan suku bunga untuk Januari 2025.
Kabar ini sangat dinantikan oleh pelaku pasar, karena menantikan kebijakan suku bunga BI di tengah rupiah yang melemah terhadap dolar AS, ketidakpastian politik dan geopolitik global.
Sebelumnya,Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) kembali memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 6% per November 2024.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting