Survei Perbankan Bank Indonesia Triwulan IV 2024 Penyaluran Kredit Baru Terindikasi Meningkat

274
Survei Perbankan Triwulan IV 2024 Penyaluran Kredit Terindikasi Meningkat
Sumber: Bank Indonesia

 

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan IV 2024 terindikasi meningkat.

Hal ini tecermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 97,9%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan 80,6% pada triwulan sebelumnya. (Grafik1)

Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan pertumbuhan kredit baru terindikasi bersumber dari kredit investasi (SBT 88,5%) dan kredit modal kerja(SBT 91,7%).
Selanjutnya, pada triwulan I 2025 penyaluran kredit baru diprakirakan tetap kuat dengan SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 82,3%.

Prakiraan Kondisi Triwulan I 2025

Prakiraan Kredit

Penyaluran kredit baru pada triwulan I 2025 diprakirakan tetap kuat. Hal ini terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru triwulan I 2025 yang sebesar 82,3%, lebih rendah dibandingkan SBT 97,9% pada triwulan sebelumnya (Grafik 1).

Grafik 1 dan 2 Pertumbuhan Kredit Baru Desember 2024
Sumber: Bank Indonesia

Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru pada triwulan I 2025 masih sama dengan periode-periode sebelumnya, yaitu kredit modal kerja diikuti kredit investasi dan kredit konsumsi. Pada kredit konsumsi, penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR)/ Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) masih menjadi prioritas utama diikuti Kredit Multiguna dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

Kebijakan Penyaluran Kredit

Kebijakan penyaluran kredit pada triwulan I 2025 diprakirakan sama ketat dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) positif sebesar 0,2%. Berdasarkan jenis kredit, standar penyaluran kredit yang diprakirakan lebih ketat, terutama pada kredit investasi.

Sementara jenis kredit lainnya terindikasi tidak lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan aspek kebijakannya, penyaluran kredit yang diprakirakan lebih ketat antara lain plafon kredit, suku bunga kredit, biaya persetujuan kredit, dan premi kredit berisiko.

Prakiraan Dana Pihak Ketiga

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan I 2025 diprakirakan melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Perlambatan tersebut terindikasi dari pertumbuhan DPK sebesar SBT 68,8%, lebih rendah dibandingkan 89,3%, pada triwulan sebelumnya.

Perlambatan pertumbuhan DPK diprakirakan terjadi pada seluruh jenis instrumen, baik tabungan (SBT 63,8%), giro (SBT 73,2%), maupun deposito (SBT 80,1%).

Prakiraan Tahun 2025

Prakiraan Kredit

Hasil survei menunjukkan responden memprakirakan pertumbuhan kredit sampai dengan akhir tahun 2025 tetap optimis. Responden memprakirakan outstanding kredit hingga akhir tahun 2025 tumbuh sebesar 10,34% (yoy), stabil dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan kredit pada tahun 2024 yang mencapai 10,39% (yoy).

Optimisme tersebut antara lain didorong oleh prospek kondisi moneter dan ekonomi serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit.

Prakiraan DPK

Pertumbuhan DPK hingga akhir tahun 2025 diprakirakan jauh lebih tinggi dari tahun 2024. Hal ini tecermin dari SBT prakiraan penghimpunan DPK tahun 2025 yang tercatat sebesar SBT 99,6%, meningkat dari SBT 89,3% pada tahun sebelumnya.

Analis Vibiz Research Center melihat bahwa penyaluran kredit tetap tumbuh meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Dan optimis pertumbuhan kredit tahun 2025 masih terus berlanjut dilihat dari responden yang tetap optimis.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh terjaganya minat penyaluran kredit perbankan, berlanjutnya realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, tersedianya dukungan pendanaan dari pertumbuhan DPK, serta positifnya dampak KLM Bank Indonesia.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja usaha korporasi yang terjaga, di tengah konsumsi rumah tangga yang terbatas.

Sebagai informasi, hingga minggu kedua Januari 2025, Bank Indonesia telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp295 triliun, atau meningkat sebesar Rp36 triliun dari Rp259 triliun pada akhir Oktober 2024.

Ke depan, pertumbuhan kredit diprakirakan meningkat dalam kisaran sasaran 11–13% pada 2025 sejalan prospek pertumbuhan ekonomi yang tetap baik dan dukungan kebijakan makroprudensial Bank Indonesia.

Likuiditas perbankan tetap memadai, tecermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada Desember 2024 yang tinggi sebesar 25,59%. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada November 2024 tercatat tinggi sebesar 26,89%, tergolong kuat dalam menyerap risiko dan mendukung pertumbuhan kredit.

Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit 2025 diprakirakan meningkat dalam kisaran 11-13%.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting